Rumus menentukan harga pokok produksi dengan cara​

Rumus menentukan harga pokok produksi dengan cara​

Jawaban 1 : 

Rumus menentukan harga pokok produksi dilakukan dengan cara empat tahap, yakni:

Menghitung biaya bahan baku.
Menghitung biaya produksi.
Menghitung harga pokok produksi.
Menghitung harga pokok penjualan (HPP).
Penjelasan:
Harga pokok produksi merupakan penjumlahan tiga komponen biaya, yaitu biaya tenaga kerja, biaya bahan baku serta biaya overhead pabrik untuk menentukan biaya produksi. Perhitungan harga pokok produksi ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk menetapkan harga jual produk, alat kontrol biaya produksi, bahan perhitungan laba rugi, dan juga menentukan harga pokok persediaan produk.

Untuk menentukan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan empat tahap, yakni:

1. Menghitung biaya bahan baku:

Bahan baku yang dipakai = Saldo awal bahan baku + Pembelian bahan baku – Saldo akhir bahan baku.
2. Menghitung biaya produksi:

Biaya produksi = Bahan baku yang dipakai + Biaya kerja langsung + Biaya overhead produksi.
3. Menghitung harga pokok produksi

Harga pokok produksi = Biaya produksi + Saldo awal persediaan barang – Saldo akhir persediaan barang.
4. Menghitung harga pokok penjualan (HPP).

HPP = Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – Persediaan barang akhir.

Dijawab Oleh : 

Yuyun Yulianti, S. Pd.

Jawaban 2 : 

Rumus menentukan harga pokok produksi dilakukan dengan cara empat tahap, yakni:

Menghitung biaya bahan baku.
Menghitung biaya produksi.
Menghitung harga pokok produksi.
Menghitung harga pokok penjualan (HPP).

Dijawab Oleh : 

Dr. Wawan Suherman, S. Pd. M.Pd.

Penjelasan :

Pentingnya Memahami Harga Pokok Produksi bagi Bisnis

Harga Pokok Produksi (HPP) adalah metrik fundamental yang tidak hanya sekadar angka, melainkan cerminan efisiensi operasional dan profitabilitas inti suatu perusahaan. Memahami HPP dengan baik, termasuk rumus menghitung harga pokok produksi yang tepat, memiliki dampak signifikan terhadap berbagai aspek keberlanjutan bisnis.

Pertama, HPP menjadi dasar utama dalam penentuan harga jual produk. Tanpa mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi satu unit barang, perusahaan tidak akan bisa menetapkan harga jual yang kompetitif namun tetap menguntungkan. Harga yang terlalu rendah bisa mengakibatkan kerugian, sementara harga yang terlalu tinggi bisa membuat produk sulit bersaing di pasar.

Kedua, HPP berfungsi sebagai indikator efisiensi produksi. Dengan memantau HPP secara berkala, manajemen dapat mengidentifikasi area-area di mana biaya produksi bisa dihemat atau dioptimalkan. Analisis perubahan HPP dari waktu ke waktu dapat menunjukkan apakah terjadi peningkatan atau penurunan efisiensi dalam penggunaan bahan baku, tenaga kerja, atau biaya overhead.

Baca Juga:  Bagaimana peran koperasi produsen dalam rangka meningkatkan pendapatan anggotanya

Ketiga, perhitungan HPP yang akurat membantu dalam evaluasi kinerja perusahaan dan pengambilan keputusan strategis. Manajer dapat menggunakan data HPP untuk menilai profitabilitas lini produk tertentu, memutuskan apakah akan melanjutkan atau menghentikan produksi suatu barang, atau bahkan menentukan strategi investasi dalam teknologi baru yang dapat menekan biaya produksi di masa depan. Singkatnya, rumus menghitung harga pokok produksi bukan hanya soal akuntansi, tetapi juga alat strategis yang vital.

Komponen Utama dalam Rumus Menghitung Harga Pokok Produksi

Sebelum kita masuk ke rumus menghitung harga pokok produksi secara spesifik, penting untuk memahami terlebih dahulu komponen-komponen biaya yang membentuk HPP. Setiap komponen memiliki peran krusial dalam perhitungan total biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk.

Biaya Bahan Baku Langsung

Biaya bahan baku langsung adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membeli dan mengolah bahan-bahan material utama yang secara fisik menjadi bagian integral dari produk jadi. Bahan baku langsung dapat diidentifikasi secara jelas dan dapat ditelusuri langsung ke produk akhir. Misalnya, kayu untuk meja, kain untuk pakaian, atau biji kopi untuk minuman. Perhitungan biaya ini harus mencakup harga beli bahan, biaya pengiriman, dan biaya penanganan awal hingga bahan siap diproses.

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung meliputi upah, gaji, dan tunjangan yang dibayarkan kepada para pekerja yang secara langsung terlibat dalam proses konversi bahan baku menjadi produk jadi. Pekerja ini adalah mereka yang secara fisik memegang, merakit, atau mengoperasikan mesin produksi untuk mengubah bahan baku. Contohnya adalah operator mesin, perakit produk, atau penjahit. Biaya ini tidak termasuk gaji manajer pabrik atau staf administrasi, yang masuk dalam kategori biaya overhead.

Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik (BOP) adalah seluruh biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya ini tidak dapat secara langsung atau mudah ditelusuri ke produk individual, tetapi tetap esensial untuk mendukung proses produksi. BOP bisa dibagi menjadi biaya overhead tetap (misalnya, sewa pabrik, depresiasi mesin) dan biaya overhead variabel (misalnya, listrik pabrik yang digunakan untuk produksi, bahan tidak langsung seperti lem atau benang, serta tenaga kerja tidak langsung seperti mandor atau petugas kebersihan pabrik). Pengalokasian BOP yang tepat adalah langkah penting dalam rumus menghitung harga pokok produksi yang akurat.

Rumus Menghitung Harga Pokok Produksi: Langkah Demi Langkah

Setelah memahami komponen-komponen dasar, kini saatnya kita menyusun rumus menghitung harga pokok produksi secara sistematis. Proses ini melibatkan beberapa tahapan perhitungan yang berurutan.

Menghitung Total Biaya Produksi

Langkah pertama dalam menentukan HPP adalah menghitung Total Biaya Produksi. Total biaya produksi adalah jumlah dari ketiga komponen biaya utama yang telah kita bahas sebelumnya.

Rumus:
Total Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik

  • Biaya Bahan Baku Langsung: Total biaya material utama yang digunakan.
  • Biaya Tenaga Kerja Langsung: Total upah pekerja yang terlibat langsung dalam produksi.
  • Biaya Overhead Pabrik: Total biaya tidak langsung yang mendukung proses produksi.

Memasukkan Persediaan Barang dalam Proses

Setelah mendapatkan Total Biaya Produksi, langkah selanjutnya adalah menyesuaikannya dengan persediaan barang dalam proses (Work-in-Process/WIP). Barang dalam proses adalah produk yang sudah mulai diproduksi tetapi belum selesai sepenuhnya pada akhir periode akuntansi, atau sebaliknya, produk yang sudah dalam proses sejak awal periode.

Baca Juga:  Jelaskan mengapa positioning penting ?​

Persediaan Barang dalam Proses Awal

Persediaan barang dalam proses awal adalah nilai biaya produksi dari barang-barang yang sudah mulai dikerjakan pada periode sebelumnya tetapi belum selesai, dan kemudian dilanjutkan pada periode akuntansi saat ini. Biaya ini harus ditambahkan ke Total Biaya Produksi periode berjalan karena merupakan bagian dari pekerjaan yang diselesaikan di periode ini.

Persediaan Barang dalam Proses Akhir

Persediaan barang dalam proses akhir adalah nilai biaya produksi dari barang-barang yang sudah mulai dikerjakan pada periode akuntansi saat ini tetapi belum selesai hingga akhir periode tersebut. Biaya ini harus dikurangkan dari total biaya yang sudah terakumulasi karena biaya tersebut belum menghasilkan produk jadi yang siap dijual pada periode ini.

Rumus Final Harga Pokok Produksi (HPP)

Dengan menggabungkan semua elemen di atas, kita akan mendapatkan rumus menghitung harga pokok produksi (HPP) yang lengkap. Rumus ini akan memberikan nilai biaya total produksi untuk barang-barang yang selesai diproduksi selama periode tertentu.

Rumus Utama Menghitung Harga Pokok Produksi:

HPP = (Total Biaya Produksi) + Persediaan Barang dalam Proses Awal - Persediaan Barang dalam Proses Akhir

Atau, lebih detail:

HPP = (Biaya Bahan Baku Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik) + Persediaan Barang dalam Proses Awal - Persediaan Barang dalam Proses Akhir

Penggunaan rumus menghitung harga pokok produksi ini sangat penting untuk memastikan bahwa semua biaya yang terkait dengan produksi barang yang telah selesai dihitung dengan benar, sehingga menghasilkan angka HPP yang akurat untuk laporan keuangan dan analisis manajerial.

Contoh Penerapan Rumus Menghitung Harga Pokok Produksi

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, mari kita terapkan rumus menghitung harga pokok produksi pada sebuah studi kasus sederhana.

Misalkan PT. Makmur Jaya memproduksi meja lipat dan memiliki data biaya produksi untuk bulan Januari 2024 sebagai berikut:

  • Biaya Bahan Baku Langsung:
    • Kayu jati: Rp 20.000.000
    • Besi penyangga: Rp 5.000.000
    • Total Biaya Bahan Baku Langsung = Rp 25.000.000
  • Biaya Tenaga Kerja Langsung:
    • Gaji tukang kayu: Rp 12.000.000
    • Upah perakit: Rp 8.000.000
    • Total Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp 20.000.000
  • Biaya Overhead Pabrik:
    • Sewa pabrik: Rp 7.000.000
    • Listrik dan air pabrik: Rp 3.000.000
    • Gaji mandor: Rp 4.000.000
    • Bahan penolong (lem, cat): Rp 1.000.000
    • Depresiasi mesin: Rp 2.000.000
    • Total Biaya Overhead Pabrik = Rp 17.000.000

Selain itu, PT. Makmur Jaya juga memiliki data Persediaan Barang dalam Proses:

  • Persediaan Barang dalam Proses Awal (1 Januari 2024): Rp 8.000.000
  • Persediaan Barang dalam Proses Akhir (31 Januari 2024): Rp 6.000.000

Mari kita hitung HPP PT. Makmur Jaya untuk bulan Januari 2024 menggunakan rumus menghitung harga pokok produksi:

  1. Hitung Total Biaya Produksi:
    Total Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik
    Total Biaya Produksi = Rp 25.000.000 + Rp 20.000.000 + Rp 17.000.000
    Total Biaya Produksi = Rp 62.000.000
  2. Hitung Harga Pokok Produksi (HPP):
    HPP = Total Biaya Produksi + Persediaan Barang dalam Proses Awal – Persediaan Barang dalam Proses Akhir
    HPP = Rp 62.000.000 + Rp 8.000.000 – Rp 6.000.000
    HPP = Rp 64.000.000
Baca Juga:  Tanda jual beli secara kontan

Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa Harga Pokok Produksi meja lipat PT. Makmur Jaya untuk bulan Januari 2024 adalah Rp 64.000.000. Angka ini mewakili total biaya untuk semua meja lipat yang selesai diproduksi pada bulan tersebut, yang kemudian akan menjadi dasar bagi PT. Makmur Jaya untuk menentukan harga jual, menghitung laba kotor, dan membuat keputusan bisnis lainnya. Penerapan rumus menghitung harga pokok produksi ini sangat krusial dalam praktik akuntansi biaya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akurasi Harga Pokok Produksi

Akurasi dalam perhitungan HPP sangat vital. Namun, ada berbagai faktor yang dapat memengaruhi ketepatan hasil akhir dari rumus menghitung harga pokok produksi. Memahami faktor-faktor ini akan membantu perusahaan untuk meminimalkan kesalahan dan mendapatkan gambaran biaya yang paling realistis.

Pencatatan Biaya yang Tidak Akurat

Salah satu faktor utama adalah akurasi pencatatan biaya. Jika data mengenai pembelian bahan baku, pembayaran upah tenaga kerja, atau pengeluaran overhead tidak dicatat dengan teliti dan sistematis, maka hasil perhitungan HPP akan menjadi tidak valid. Kesalahan kecil dalam pencatatan pada setiap komponen akan terakumulasi dan menghasilkan HPP yang jauh dari kenyataan. Oleh karena itu, sistem akuntansi yang robust dan disiplin dalam pencatatan adalah fondasi penting.

Metode Alokasi Biaya Overhead yang Kurang Tepat

Biaya overhead pabrik seringkali merupakan komponen yang paling rumit untuk dialokasikan secara akurat ke produk. Metode alokasi yang digunakan (misalnya, berdasarkan jam kerja langsung, jam mesin, atau unit produksi) harus relevan dengan jenis produksi dan struktur biaya perusahaan. Jika metode alokasi tidak tepat, produk dengan proses produksi yang berbeda dapat dibebani dengan biaya overhead yang tidak proporsional, sehingga mendistorsi HPP masing-masing produk.

Fluktuasi Harga Bahan Baku dan Tenaga Kerja

Harga bahan baku dan biaya tenaga kerja tidak selalu stabil. Fluktuasi harga komoditas global, perubahan upah minimum, atau insentif karyawan dapat secara langsung memengaruhi komponen bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Perusahaan perlu secara rutin memperbarui data biaya ini dan mempertimbangkan dampak inflasi atau deflasi untuk menjaga akurasi rumus menghitung harga pokok produksi.

Penanganan Persediaan Barang dalam Proses yang Tidak Efisien

Pengelolaan persediaan barang dalam proses yang buruk juga dapat mengganggu akurasi HPP. Jika inventaris awal dan akhir WIP tidak dihitung atau dinilai dengan benar, maka penyesuaian yang dilakukan pada rumus menghitung harga pokok produksi akan menghasilkan angka yang menyesatkan. Prosedur inventarisasi yang teratur dan penilaian persediaan yang konsisten (misalnya metode FIFO atau Average) harus diterapkan.

Teknologi dan Otomatisasi

Investasi dalam teknologi baru atau otomatisasi dapat secara signifikan mengubah struktur biaya produksi. Meskipun mungkin ada biaya di muka yang tinggi, teknologi dapat mengurangi biaya tenaga kerja langsung atau meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku, yang pada gilirannya akan memengaruhi HPP. Perusahaan harus senantiasa mengevaluasi dampak teknologi terhadap komponen biaya mereka untuk memastikan bahwa rumus menghitung harga pokok produksi tetap relevan dan akurat.

Kesimpulan

Menentukan Harga Pokok Produksi (HPP) bukan sekadar kewajiban akuntansi, melainkan sebuah instrumen strategis yang fundamental bagi keberlangsungan dan pertumbuhan bisnis. Dengan memahami dan menerapkan rumus menghitung harga pokok produksi secara cermat, perusahaan dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai biaya riil yang dikeluarkan untuk menghasilkan setiap unit produk.

Pengetahuan akan HPP yang akurat memungkinkan perusahaan untuk menetapkan harga jual yang kompetitif dan menguntungkan, mengevaluasi efisiensi operasional, serta mengambil keputusan investasi dan produksi yang lebih tepat sasaran. Setiap komponen biaya—mulai dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, hingga biaya overhead pabrik—memainkan peran krusial dalam formula ini, dan keakuratan pencatatannya adalah kunci utama. Oleh karena itu, investasi dalam sistem pencatatan yang baik dan pemahaman mendalam tentang setiap detail biaya adalah langkah wajib bagi setiap entitas bisnis yang ingin meraih profitabilitas berkelanjutan dan keunggulan kompetitif.

Tinggalkan komentar