Jelaskan kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran daring terkait pandemi covid – 19 dari sisi siswa maupun guru​

Jelaskan kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran daring terkait pandemi covid – 19 dari sisi siswa maupun guru​

Jawaban 1 : 

Kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran daring akibat pandemic covid-19 yaitu:

1.\tKendala signal pada saat pembelajaran berlangsung secara online

2.\tSulit memahami materi

3.\tTidak bisa melakukan beberapa pembelajaran yang mengharuskan praktek

4.\tDituntut untuk mempunyai barang elektronik untuk pembelajaran (HP, laptop)

Penjelasan
Hallo teman- teman BrainlyLovers!!! pada waktu luang kali ini kita bersama- sama akan mencoba menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran sekolah menengah atas mata pelajaran sosiologi. Semangat belajar yaa teman- teman semoga sukses!!!

Kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran daring akibat pandemic covid-19 yaitu:

1.\tKendala signal pada saat pembelajaran berlangsung secara online

Kendala signal merupakan kendala terbesar yang sering dihadapi pada saat proses pembelajaran daring akibat pandemic covid-19 ini. Sering kita jumpai juga bahwa ada banyak siswa- siswa ataupun mahasiswa yang bertempat tinggal di daerah terpencil harus pergi ketempat yang tinggi agar dapat koneksi signal yang bagus untuk melakukan prose pembelajaran online. Bahkan sampai ada korban meninggal akibat untuk mencari signal, siswa itu rela untuk memanjat menara masjid dan naasnya malah terjatuh. Kendala signal memang yang sering kita jumpai dalam masalah saat pembelajaran daring

2.\tSulit memahami materi

Dengan pembelajaran daring ini, kendala yang kedua yaitu sulitnya memahami materi yang disampaikan guru yang seringkali hanya melalui ‘voice note’ saja. Guru tidak memberikan gambaran bagaimana materi pembelajaran tersebut secara detail. Ada juga beberapa guru yang hanya memberi tugas saja kepada muridnya tanpa memberi penjelasan dahulu mengenai materi pembelajaran tersebut sehingga murid akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

3.\tTidak bisa melakukan beberapa pembelajaran yang mengharuskan praktek

Pada murid SMK yang memang mengharuskan siswanya untuk lebih ditekankan pada pembelajaran praktek akan menjadi kendala pada saat pandemic covid-19 ini yang hanya bisa melakukan pembelajaran online dan hanya berisi materi saja. Hal ini akan menghambat pembelajaran yang dilakukan siswa pada jenjang SMK yang tidak bisa melakukan praktek untuk mengasah skill mereka di bidang yang mereka tekuni.

4.\tDituntut untuk mempunyai barang elektronik untuk pembelajaran (HP, laptop)

Dengan pembelajaran daring ini orangtua dituntut harus memiliki minimal HP yang sudah memadai untuk melakukan pembelajaran online ini. Padahal kenyataannya, masi banyak masyarakat yang belum menggunakan HP yang bisa untuk melakukan pembelajaran online. Dengan begitu, kondisi ini akan mengharuskan orangtua untuk membelikan handphone untuk anaknya agar bisa mengikuti pembelajaran online. Sedangkan pada kenyataannya dengan adanya pandemic covid-19 ini perekonomian masyarakat sudah mengalami penuruna drastic karena adanya kebijakan PSBB. Banyak orangtua yang mengalami PHK, usaha yang mengalami bangkrut sehingga membuat penurunan ekonomi di lingkungan masyarakat.

Baca Juga:  Bukti sikap pantang menyerah antara lain

Dijawab Oleh : 

Dr. Wawan Suherman, S. Pd. M.Pd.

Jawaban 2 : 

Kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran daring akibat pandemic covid-19 yaitu:

1.\tKendala signal pada saat pembelajaran berlangsung secara online

2.\tSulit memahami materi

3.\tTidak bisa melakukan beberapa pembelajaran yang mengharuskan praktek

4.\tDituntut untuk mempunyai barang elektronik untuk pembelajaran (HP, laptop)

Dijawab Oleh : 

Yuyun Yulianti, S. Pd.

Penjelasan :

Adaptasi Paksa: Ketika Ruang Kelas Pindah ke Rumah

Pandemi COVID-19 menjadi katalisator bagi adopsi pembelajaran jarak jauh (PJJ) dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kebijakan pembatasan sosial memaksa sekolah dan universitas untuk menutup gerbangnya, menjadikan teknologi sebagai satu-satunya jembatan antara guru dan murid. Keputusan ini, meskipun penting untuk menekan laju penyebaran virus, diambil tanpa persiapan yang matang bagi sebagian besar ekosistem pendidikan di Indonesia.

Bagi banyak institusi, guru, dan siswa, PJJ adalah sebuah konsep yang asing. Kurikulum yang dirancang untuk pembelajaran tatap muka harus dirombak total agar sesuai dengan format digital. Guru dituntut untuk cepat beradaptasi dengan berbagai platform seperti Zoom, Google Meet, dan Google Classroom, sementara siswa diharapkan dapat belajar secara mandiri di lingkungan rumah yang tidak selalu kondusif. Adaptasi paksa ini menjadi awal dari serangkaian kendala yang fundamental.

Perspektif Siswa: Tantangan Belajar di Balik Layar

Siswa, sebagai subjek utama pendidikan, menjadi pihak yang paling merasakan dampak langsung dari perubahan ini. Kendala yang mereka hadapi tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga psikologis dan akademis.

Kesenjangan Akses Teknologi dan Internet

Kendala paling mendasar yang dihadapi siswa adalah kesenjangan digital. Tidak semua siswa memiliki akses yang setara terhadap perangkat yang memadai seperti laptop atau ponsel pintar, serta koneksi internet yang stabil dan terjangkau. Hal ini terutama dirasakan oleh siswa di daerah pedesaan, terpencil, atau dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Akibatnya, banyak siswa yang tertinggal dalam mengikuti pelajaran, kesulitan mengunduh materi, atau bahkan tidak bisa bergabung dalam kelas virtual sama sekali.

Baca Juga:  Suatu benda yang utuh dibagi menjadi beberapa bagian disebut

Penurunan Motivasi dan Masalah Kesehatan Mental

Belajar dari rumah menghilangkan struktur dan rutinitas yang biasa didapatkan di sekolah. Lingkungan rumah yang penuh distraksi, mulai dari televisi, anggota keluarga, hingga tugas domestik, membuat siswa sulit untuk fokus. Ketiadaan interaksi sosial langsung dengan teman sebaya dan guru juga memicu rasa jenuh, kesepian, dan demotivasi. Fenomena burnout di kalangan pelajar menjadi isu serius, di mana mereka merasa lelah secara emosional dan kehilangan minat untuk belajar.

Kesulitan Memahami Materi Secara Mandiri

Tidak semua mata pelajaran dapat disampaikan secara efektif melalui metode daring. Pelajaran yang membutuhkan praktik langsung seperti olahraga, seni, atau praktikum laboratorium ilmu pengetahuan menjadi sangat sulit untuk diajarkan. Selain itu, ketiadaan bimbingan langsung dari guru membuat siswa kesulitan saat menghadapi materi yang kompleks. Mereka tidak bisa bertanya secara spontan dan mendapatkan penjelasan instan, yang sering kali menghambat pemahaman konsep secara mendalam.

Perspektif Guru: Rintangan di Sisi Pendidik

Di sisi lain, guru juga menghadapi perjuangan yang tak kalah berat. Mereka berada di garda terdepan untuk memastikan proses belajar mengajar tetap berjalan, sering kali dengan sumber daya dan pelatihan yang terbatas.

Keterbatasan Kompetensi Digital

Banyak guru, terutama dari generasi yang lebih senior, tidak terbiasa dengan teknologi pembelajaran digital. Mereka harus belajar dari nol cara mengoperasikan aplikasi konferensi video, membuat materi ajar digital yang menarik, dan mengelola kelas secara virtual. Proses adaptasi ini memakan banyak waktu dan energi, yang seharusnya bisa dialokasikan untuk fokus pada kualitas pengajaran itu sendiri.

Peningkatan Beban Kerja dan Kompleksitas Evaluasi

Peran guru selama PJJ meluas secara signifikan. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga harus menjadi desainer konten, administrator teknis, dan motivator bagi siswa yang kehilangan semangat. Menyiapkan materi digital, memeriksa tugas yang dikirim dalam berbagai format, dan memberikan umpan balik secara daring ternyata jauh lebih memakan waktu dibandingkan proses konvensional.

Merancang Materi yang Interaktif

Mengajar di depan kamera sangat berbeda dengan di dalam kelas. Guru dihadapkan pada tantangan untuk menjaga perhatian siswa agar tidak teralihkan. Mereka dituntut untuk lebih kreatif dalam merancang materi, misalnya dengan menggunakan video, kuis interaktif, atau metode gamifikasi, yang semuanya membutuhkan keterampilan dan waktu persiapan ekstra.

Baca Juga:  19 berapa persen nya dari 380

Melakukan Penilaian yang Objektif

Proses evaluasi menjadi lebih rumit. Guru kesulitan memantau kejujuran siswa selama ujian daring. Selain itu, menilai partisipasi aktif siswa di kelas virtual juga menjadi tantangan, karena tidak semua siswa nyaman atau memiliki fasilitas untuk menyalakan kamera dan mikrofon. Hal ini berpotensi menimbulkan bias dalam penilaian akhir.

Sebutkan 5 Kendala Pembelajaran Daring yang Paling Utama

Dari berbagai tantangan yang telah diuraikan dari sisi siswa maupun guru, kita dapat merangkumnya menjadi poin-poin krusial. Jika diminta untuk sebutkan 5 kendala pembelajaran daring yang paling signifikan selama pandemi, maka jawabannya adalah sebagai berikut:

  1. Kesenjangan Infrastruktur dan Akses Digital: Ini adalah fondasi dari semua masalah. Tanpa perangkat dan internet yang memadai, partisipasi dalam PJJ menjadi mustahil. Kesenjangan ini menciptakan ketidaksetaraan peluang pendidikan yang semakin melebar antara siswa di perkotaan dan pedesaan, serta antara siswa dari latar belakang ekonomi yang berbeda.
  2. Keterbatasan Keterampilan dan Literasi Digital: Kendala ini berlaku bagi siswa dan guru. Guru kesulitan mengadopsi metode pengajaran digital yang efektif, sementara banyak siswa juga belum memiliki keterampilan belajar mandiri (self-regulated learning) yang dibutuhkan untuk sukses dalam lingkungan daring.
  3. Penurunan Motivasi dan Dampak Psikologis: Isolasi sosial, kebosanan, dan tekanan akademis yang dirasakan di rumah berdampak negatif pada kesehatan mental siswa dan guru. Rasa lelah (burnout), stres, dan kecemasan menjadi isu umum yang menghambat efektivitas proses pembelajaran.
  4. Inefektivitas Penyampaian Materi dan Evaluasi: Banyak materi, terutama yang bersifat praktik, tidak dapat disampaikan secara optimal secara daring. Selain itu, sistem evaluasi dan ujian daring rentan terhadap kecurangan dan sulit untuk mengukur pemahaman siswa secara akurat dan objektif.
  5. Minimnya Interaksi Sosial yang Bermakna: Pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu, tetapi juga pengembangan karakter dan keterampilan sosial. PJJ menghilangkan interaksi spontan di kelas, diskusi kelompok tatap muka, dan kegiatan ekstrakurikuler yang krusial untuk perkembangan sosial-emosional siswa.

Kesimpulan

Pembelajaran daring selama pandemi COVID-19 adalah sebuah eksperimen pendidikan berskala masif yang lahir dari keterpaksaan. Meskipun berhasil menjaga roda pendidikan tetap berputar, prosesnya sarat dengan berbagai kendala fundamental yang dihadapi oleh siswa dan guru. Mulai dari masalah akses teknologi, keterbatasan kompetensi digital, hingga dampak psikologis yang signifikan, semua tantangan ini menunjukkan bahwa transformasi digital dalam pendidikan memerlukan perencanaan yang jauh lebih matang.

Memahami berbagai kendala ini adalah langkah pertama untuk membangun sistem pendidikan yang lebih tangguh di masa depan. Pengalaman selama pandemi memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya pemerataan akses teknologi, pelatihan guru yang berkelanjutan, serta perhatian terhadap aspek kesehatan mental dalam proses belajar. Dengan demikian, model pembelajaran hybrid atau campuran di masa depan dapat dirancang lebih baik, lebih inklusif, dan lebih efektif bagi semua pihak.

Tinggalkan komentar