Gerak kepala seolah menarik dagu disebut

Gerak kepala seolah menarik dagu disebut?

Jawaban 1 :

Gerak kepala seolah menarik dagu disebut C.Kedet

Pembahasan

Macam-macam gerak dalam tarian yaitu :

Gerak kepala dan leher
Kedet : gerakan kepala seolah menarik dagu
Gedug : kepala tegak digerakkan kesamping kanan dan kiri
Gedug angka delapan : gerakan kepala dengan memfokuskan putaran dagu seolah menulis angka delapan dengan diakhiri gerak hedot.
Gilek : gerak kepala membuat lengkungan kebawah kiri dan kanan
Godeg cangreud : gerak gilek dan diakhiri dengan gerak kedet
Galieur : gerak halus pada kepala yang dimulai dari menarik dagu, kemudian ditarik dengan leher kembali ke arah tengah diakhiri dengan gerak kedet.
Gerak jari
Ngruji/ngrayung : semua jari rapat tegak lurus, ibu jari masuk ditekuk merapat telapak tangan.
Nyempurit : ujung ibu jari bertemu dengan ujung telunjuk membentuk bulatan dan jari-jari lainnya melengkung mengikuti arah jari tengah.
Nagarangsang/boyomangap : seperti gerakan Ngruji atau Ngrayung hanya ibu jari membuka lurus kedepan
Nyekithing : ruang ibu jari bersinggung dengan ruas jari tengah paling depan, dan jari-jari lainnya melengkung searah jari tengah.
Gerak kaki

Lumaksono : sikap dan posisi kaki kiri dengan arah telapak kaki serong ke luar.
Trecetan : melangkah jinjit dengan cepat ke kanan atau ke kiri
Mendhak : kedua lutut ditekuk menghadap keluar
Kicat : mengangkat kaki setinggi betis di belakang kaki depan dengan arah telapak kaki serong/menghadap keluar.

Dijawab Oleh :

Yuyun Yulianti, S. Pd.

Jawaban 2 :

Gerak kepala seolah menarik dagu disebut C.Kedet

Dijawab Oleh :

Noor Sjahid, S. Pd. M.Pd.

Penjelasan :

Menguak Misteri Gerak Kepala dalam Tari Tradisional: Kedet Jawaban yang Tepat

Pertanyaan mengenai istilah untuk “gerak kepala seolah menarik dagu” seringkali muncul di kalangan pemerhati seni tari atau mereka yang baru mulai mendalami. Dari pilihan yang diberikan seperti a. gedug, b. gilek, c. kedet, dan d. galieur, jawaban yang paling akurat dan sesuai dengan deskripsi adalah c. kedet.

Kedet adalah sebuah gerak kepala yang sangat spesifik dan memiliki karakteristik unik dalam tari-tarian tradisional, khususnya dari rumpun Jawa dan Sunda. Gerakan ini melibatkan penarikan dagu ke arah leher secara perlahan dan terkontrol, menciptakan kesan kepala yang sedikit merunduk atau tertarik ke belakang. Ini adalah gerakan yang halus namun penuh makna, seringkali menjadi kunci ekspresi dalam sebuah tarian.

Baca Juga:  125 Gram berapa sendok makan ... ? 25 Gram berapa sendok makan ... ?

Apa Itu Gerak Kedet? Definisi dan Karakteristik

Gerak kedet dapat didefinisikan sebagai gerak kepala yang menarik dagu ke leher, seolah-olah leher bagian belakang sedikit memanjang. Gerakan ini dilakukan dengan sangat lembut dan terkontrol, tanpa menggeser posisi bahu atau tubuh secara signifikan. Karakteristik utamanya adalah kehalusan dan minimnya tenaga yang digunakan, namun menghasilkan efek visual yang kuat.

Dalam pelaksanaannya, penari akan menjaga pandangan mata tetap fokus atau sedikit merendah, menambah kesan introspektif atau penuh perhatian. Kedet bukan gerakan yang kasar atau tiba-tiba; sebaliknya, ia mengalir, seringkali mengiringi jeda dalam musik atau sebagai penekanan pada sebuah lirik atau dialog. Ini adalah salah satu gerakan fundamental yang harus dikuasai oleh setiap penari tradisional untuk memperkaya ekspresi tari mereka.

Perbedaan Kedet dengan Gerak Kepala Lain

Penting untuk membedakan kedet dengan gerak kepala lainnya yang mungkin terlihat serupa, tetapi memiliki karakteristik dan makna yang berbeda. Pemahaman ini penting demi keakuratan dalam mempelajari dan mengapresiasi seni tari.

  • Kedet vs. Gilek: Gerak gilek adalah gerakan kepala yang berputar atau melingkar ke kiri dan ke kanan dengan jangkauan yang lebih luas. Sementara kedet fokus pada penarikan dagu ke belakang, gilek lebih tentang gerakan lateral dan rotasional kepala. Gilek seringkali mengekspresikan kelincahan, kebingungan, atau keraguan, sedangkan kedet lebih pada penekanan atau introspeksi.
  • Kedet vs. Galieur: Galieur adalah gerak kepala yang melenggak-lenggok atau mengayun dengan sangat luwes dan mengalir. Gerakan ini seringkali menunjukkan kelembutan, keanggunan, atau kemanjaan. Meskipun sama-sama halus, galieur memiliki jangkauan gerak yang lebih besar dan sifat yang lebih dinamis dibanding kedet yang lebih terfokus pada penarikan dagu.
  • Kedet vs. Gedug: Pilihan a. gedug sama sekali tidak relevan dengan gerak kepala. Gedug adalah gerak kaki yang menghentakkan tumit ke lantai, seringkali dilakukan dengan kuat dan berirama untuk memberikan penekanan pada musik atau sebagai bagian dari dinamika gerakan tari yang lebih besar.

Fungsi dan Makna Kedet dalam Tari

Gerak kedet, meskipun kecil, memegang peranan penting dalam penyampaian ekspresi dan makna dalam tari. Fungsi dan maknanya bisa sangat beragam tergantung pada konteks tarian dan karakter yang diperankan:

  • Penekanan Ekspresi: Kedet sering digunakan untuk memberikan penekanan pada suatu emosi, seperti keraguan, pertimbangan, kesedihan, atau bahkan rasa hormat. Penarikan dagu yang halus ini dapat mengintensifkan pandangan mata penari, membuat ekspresi wajah menjadi lebih jelas dan menghanyutkan.
  • Menunjukkan Karakter: Dalam tari wayang atau tari topeng, kedet dapat menjadi ciri khas karakter tertentu. Misalnya, karakter yang bijaksana atau sedang berpikir keras mungkin sering menggunakan kedet untuk menunjukkan kedalamannya.
  • Transisi Antar Gerak: Kedet terkadang berfungsi sebagai transisi yang anggun antara satu gerak utama ke gerak berikutnya, memberikan jeda visual yang memperkaya alur tarian.
  • Estetika dan Keindahan: Secara murni estetika, kedet menambah keindahan dan kehalusan gerak keseluruhan. Ini menunjukkan kontrol tubuh yang luar biasa dari seorang penari dan kemampuannya untuk melakukan gerak sekecil apapun dengan penuh makna.
Baca Juga:  Kertas ivory untuk menggambar model cocok digunakan dengan media

Integrasi Kata Kunci: Kadet Ialah Salah Satu Gerakan Tari yang Artinya Adalah…

Mengenai frasa “kadet ialah salah satu gerakan tari yang artinya adalah”, perlu ada klarifikasi. Dalam terminologi tari tradisional Indonesia yang umum, istilah “kadet” (seperti halnya “kadet” yang merujuk pada calon perwira militer) bukanlah sebuah nama gerakan tari yang baku atau dikenal secara luas. Namun, ada kemungkinan besar terjadi kesalahan penulisan atau salah dengar, di mana yang dimaksud sebenarnya adalah kedet.

Jika frasa “kadet ialah salah satu gerakan tari yang artinya adalah” merujuk pada atau merupakan salah ucap dari kedet, maka artinya adalah: gerak kepala yang menarik dagu ke arah leher secara halus dan terkontrol, seringkali digunakan untuk penekanan ekspresif, menunjukkan karakter, atau sebagai transisi yang anggun dalam tarian.

Penting untuk selalu menggunakan terminologi yang tepat dan akurat dalam seni tari untuk menghindari kebingungan dan melestarikan kekayaan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu, penekanan pada “kedet” sebagai istilah yang benar adalah krusial.

Mengapa Penting Memahami Gerak Kedet (bukan Kadet)

Memahami gerak kedet dengan benar, dan membedakannya dari potensi kesalahan penulisan seperti “kadet”, adalah esensial karena beberapa alasan:

  • Akurasi Terminologi: Presisi dalam penggunaan istilah adalah fondasi dalam mempelajari dan mengajarkan seni tari. Salah sebut dapat menyebabkan kesalahpahaman konsep dan teknik.
  • Pelestarian Warisan Budaya: Setiap gerakan dalam tari tradisional memiliki sejarah dan maknanya sendiri. Dengan menggunakan istilah yang benar, kita turut melestarikan warisan budaya yang tak ternilai ini.
  • Penguasaan Teknik Tari: Bagi penari, menguasai kedet berarti menguasai salah satu detail paling halus namun paling ekspresif dalam tari. Ini menunjukkan tingkat kemahiran dan pemahaman yang mendalam tentang tarian.
Baca Juga:  Yang termasuk output jangka panjang dari kurikulum nasional adalah​

Keindahan dan Tantangan dalam Melakukan Gerak Kepala Tari

Gerak kepala seperti kedet mungkin terlihat sederhana, namun pelaksanaannya membutuhkan tingkat kepekaan dan kontrol tubuh yang tinggi. Ini adalah salah satu tantangan terbesar bagi penari untuk dapat mengungkapkan emosi melalui gerakan yang minimalis namun sarat makna.

Latihan Konsistensi dan Kelenturan

Untuk menguasai kedet, penari harus melatih konsistensi dan kelenturan otot leher serta dagu. Latihan berulang untuk menarik dagu dengan kontrol penuh, menjaga posisi bahu dan tubuh tetap stabil, adalah kuncinya. Kelenturan leher juga penting agar gerakan tidak terlihat kaku atau dipaksakan.

Ekspresi Melalui Gerak Halus

Aspek paling indah dari kedet adalah kemampuannya untuk menyampaikan ekspresi. Bukan hanya sekadar gerak fisik, kedet adalah jembatan emosi antara penari dan penonton. Melalui sentuhan mikro ini, penari dapat mengungkapkan keraguan karakter, kekhusyukan, atau bahkan kelembutan yang mendalam, menjadikan tarian lebih hidup dan menyentuh hati.

Ragam Tari yang Menggunakan Gerak Kedet

Gerak kedet dapat ditemukan dalam berbagai jenis tari tradisional, terutama dari daerah Jawa dan Sunda yang kaya akan nuansa gerak halus. Beberapa contoh tarian yang seringkali menampilkan gerak kedet antara lain:

  • Tari Jaipongan (Sundanese): Meskipun dikenal dengan geraknya yang lincah dan enerjik, Jaipongan juga memiliki momen-momen kehalusan yang menggunakan kedet untuk memberikan penekanan ekspresif atau transisi.
  • Tari Topeng Cirebon (Javanese/Sundanese): Dalam berbagai karakter topeng seperti Topeng Rumyang atau Topeng Panji, kedet digunakan untuk memperkuat karakterisasi, misalnya menunjukkan kebijaksanaan atau kerendahan hati.
  • Tari Wayang Wong (Javanese): Dalam penggambaran karakter pahlawan atau raja-raja yang berwibawa, kedet seringkali muncul untuk menunjukkan pemikiran yang mendalam atau ekspresi hormat.
  • Tari Gambyong (Javanese): Tari putri yang anggun ini juga mengaplikasikan kedet untuk menambah kelembutan dan ekspresi pada gerakan kepala dan wajah penari.
  • Tari Bedhaya dan Srimpi (Javanese): Sebagai tari klasik keraton yang sangat halus dan sakral, kedet menjadi bagian integral dari gerak-gerak yang lambat, anggun, dan penuh makna simbolis.

Kehadiran kedet dalam berbagai tarian ini menunjukkan universalitasnya sebagai elemen ekspresi yang penting dalam seni tari tradisional Indonesia.

Kesimpulan

Gerak kepala yang “seolah menarik dagu” dalam seni tari tradisional Indonesia secara tepat disebut kedet. Ini adalah gerakan yang halus namun kaya makna, digunakan untuk penekanan ekspresi, karakterisasi, dan transisi antar gerak. Meskipun istilah “kadet” tidak dikenal sebagai gerakan tari, ada kemungkinan besar hal tersebut merupakan salah penulisan dari “kedet”. Penting bagi kita untuk selalu menggunakan terminologi yang akurat guna melestarikan dan memahami kekayaan warisan seni tari. Dengan memahami kedet, kita tidak hanya belajar sebuah teknik, tetapi juga membuka pintu menuju kedalaman filosofi dan estetika yang terkandung dalam setiap sentuhan gerak tari tradisional.

Tinggalkan komentar