Dalam surah Al Mu’min ayat 60 Allah berjanji bahwa?
Jawaban 1 :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.
Kandungan Surah Al-Mu’min Ayat 60 ini, Allah memerintahkan agar manusia berdoa kepada-Nya. Jika mereka berdoa niscaya Dia akan memperkenankan doa itu. Sebaliknya jika manusia ingkar dan sombong maka balasannya adalah neraka jahannam.
Dijawab Oleh :
Ahmad Hidayat, S. Pd.
Jawaban 2 :
“dan mereka yang memberi apa yang mereka berikan (seddekah) dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali pada tuhanya”
Dijawab Oleh :
Dedi Setiadi, S. Pd. M.Pd.
Penjelasan :
Memahami Inti Janji Allah dalam al Mu’min Ayat 60
Al mu min ayat 60 adalah salah satu ayat yang paling fundamental dalam Al-Qur’an terkait dengan konsep doa (ad-du’a) dalam Islam. Ayat ini secara eksplisit mengungkapkan sebuah janji ilahi yang tidak hanya menghibur tetapi juga menuntut respons dari hamba-Nya. Inti dari janji ini adalah bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa setiap hamba yang memohon kepada-Nya, asalkan mereka tidak menyombongkan diri dari beribadah kepada-Nya.
Janji ini adalah bukti nyata dari kemurahan dan kasih sayang Allah yang tak terbatas. Dia, Yang Maha Pencipta dan Pemilik segala sesuatu, tidak sungkan untuk berinteraksi langsung dengan ciptaan-Nya yang lemah melalui perantaraan doa. Melalui al mu min ayat 60, Allah membuka pintu harapan selebar-lebarnya bagi siapa saja yang merasa membutuhkan pertolongan, bimbingan, atau sekadar ingin mencurahkan isi hatinya. Ini adalah undangan langsung dari Tuhan semesta alam kepada setiap individu untuk tidak pernah merasa sendirian dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan hidup.
Keagungan dan Makna Mendalam al Mu’min Ayat 60
Makna yang terkandung dalam al mu min ayat 60 sangat mendalam dan memiliki implikasi besar terhadap kehidupan spiritual seorang Muslim. Ayat ini tidak hanya memberikan harapan, tetapi juga menetapkan parameter tertentu bagi mereka yang ingin doanya dikabulkan, serta peringatan keras bagi mereka yang enggan.
Teks dan Terjemahan al Mu’min Ayat 60
Untuk memahami secara komprehensif, mari kita lihat lafaz Arab dari al mu min ayat 60 beserta terjemahannya:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Terjemahan:
“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.'”
Dari terjemahan ini, terlihat dua bagian utama dalam al mu min ayat 60: pertama, janji pengkabulan doa, dan kedua, peringatan bagi mereka yang enggan berdoa atau beribadah karena kesombongan.
Konteks Penurunan Ayat (Asbabun Nuzul)
Surah Ghafir atau Al-Mu’min adalah surah Makkiyah, yang berarti diturunkan di Mekah sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah. Periode Makkiyah dikenal dengan penekanan pada tauhid (keesaan Allah), hari kebangkitan, dan argumentasi melawan kekafiran serta kesombongan kaum musyrikin. Dalam konteks ini, al mu min ayat 60 berfungsi sebagai salah satu argumen kuat untuk mengajak manusia kembali kepada fitrahnya, yaitu beribadah dan memohon hanya kepada Allah.
Ayat ini menegaskan bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat yang layak disembah dan dimintai pertolongan. Ini juga menjadi penawar bagi perasaan putus asa dan kelemahan yang mungkin dirasakan oleh kaum Muslimin di awal dakwah Islam yang penuh tantangan. Dengan janji ini, mereka diajarkan untuk senantiasa menaruh harapan hanya kepada Allah, bukan kepada kekuatan atau kekayaan duniawi.
Tafsir Ringkas al Mu’min Ayat 60
Para mufassir (penafsir Al-Qur’an) menjelaskan bahwa frasa “ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ” (Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu) adalah janji yang pasti dari Allah. Kata “أَسْتَجِبْ” (akan Aku perkenankan/jawab) menunjukkan kepastian. Namun, penting untuk dipahami bahwa pengkabulan doa memiliki berbagai bentuk:
- Diberikan langsung: Allah memberikan apa yang diminta hamba-Nya secara langsung.
- Diganti dengan yang lebih baik: Allah menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik, baik di dunia maupun di akhirat, yang mungkin belum terpikirkan oleh hamba-Nya.
- Ditunda hingga hari Kiamat: Doa tersebut disimpan sebagai pahala dan akan diberikan di hari Kiamat.
- Dihindarkan dari musibah: Allah mengabulkan doa dengan menghindarkan hamba-Nya dari musibah yang seharusnya menimpa.
Adapun bagian kedua dari al mu min ayat 60, yaitu “إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ” (Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina), menjelaskan konsekuensi mengerikan bagi mereka yang menolak janji dan undangan ilahi ini. Dalam konteks ayat ini, “menyembah-Ku” (عِبَادَتِي) secara khusus merujuk pada “doa” karena doa adalah inti dari ibadah dan manifestasi paling langsung dari pengakuan akan kelemahan diri dan kebergantungan kepada Allah. Sikap sombong dalam ayat ini berarti merasa tidak butuh kepada Allah atau enggan memohon kepada-Nya.
Implementasi Janji Allah: Kekuatan Doa dalam Kehidupan
Setelah memahami makna dan janji dalam al mu min ayat 60, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Doa bukan sekadar ritual, melainkan saluran komunikasi yang vital antara hamba dan Penciptanya.
Syarat dan Adab Berdoa
Agar doa lebih berpeluang dikabulkan, Islam mengajarkan beberapa adab dan syarat yang sebaiknya dipenuhi:
- Ikhlas: Niat hanya karena Allah, tanpa riya atau tujuan duniawi semata.
- Yakin Dikabulkan: Berdoa dengan penuh keyakinan bahwa Allah pasti akan mengabulkan, tanpa keraguan.
- Tidak Tergesa-gesa: Tidak merasa putus asa jika doa belum dikabulkan dan tidak berhenti berdoa.
- Makan Makanan Halal: Menjaga kehalalan rezeki yang dikonsumsi, karena rezeki haram dapat menjadi penghalang doa.
- Menghadap Kiblat dan Mengangkat Tangan: Adab fisik yang dianjurkan.
- Memuji Allah dan Bershalawat: Membuka doa dengan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
- Mengakui Dosa dan Memohon Ampun: Menyadari kekurangan diri dan bertaubat.
- Berdoa di Waktu Mustajab: Misalnya sepertiga malam terakhir, antara azan dan iqamah, saat sujud, atau di hari Jumat.
Dengan memenuhi adab-adab ini, seorang Muslim menunjukkan keseriusan dan penghormatan terhadap janji yang disebutkan dalam al mu min ayat 60, sehingga doanya menjadi lebih berkualitas di sisi Allah.
Dampak Positif Mengamalkan al Mu’min Ayat 60
Mengamalkan spirit al mu min ayat 60 dalam kehidupan membawa banyak dampak positif, baik secara spiritual maupun psikologis.
Ketenangan Hati dan Jiwa
Mengetahui bahwa ada Dzat Maha Kuasa yang senantiasa siap mendengarkan dan mengabulkan setiap permohonan, meskipun dengan cara yang berbeda, akan memberikan ketenangan luar biasa. Beban masalah terasa ringan ketika telah diserahkan dan dimohonkan solusinya kepada Allah. Ini menghilangkan kegelisahan dan rasa putus asa.
Penguatan Iman dan Tawakal
Doa adalah manifestasi tertinggi dari tawakal (berserah diri) kepada Allah. Ketika seseorang secara rutin berdoa, imannya akan semakin kuat karena ia merasakan langsung kehadiran dan kekuasaan Allah dalam hidupnya. Setiap kali doa dikabulkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, keyakinannya terhadap al mu min ayat 60 semakin kokoh.
Merasa Dekat dengan Pencipta
Doa menciptakan ikatan personal yang mendalam antara hamba dan Rabb-nya. Ini adalah momen intim ketika seorang hamba dapat mencurahkan segala isi hati, keluh kesah, harapan, dan syukurnya tanpa ada perantara. Kedekatan ini membangun rasa cinta dan takzim yang mendalam kepada Allah.
Peringatan dan Ancaman bagi yang Enggan Berdoa
Sebagaimana disebutkan dalam al mu min ayat 60, Allah tidak hanya berjanji, tetapi juga memberikan peringatan keras. Bagian kedua ayat ini mengindikasikan bahwa enggan berdoa adalah bentuk kesombongan yang sangat tidak disukai oleh Allah. Orang yang merasa terlalu besar atau terlalu mandiri untuk memohon kepada Allah, pada dasarnya telah menafikan esensi kehambaan dan menentang keagungan Allah.
Kesombongan dalam tidak berdoa menunjukkan bahwa seseorang merasa tidak membutuhkan Allah atau menganggap dirinya mampu mengatasi segala sesuatu tanpa pertolongan-Nya. Ini adalah puncak dari keangkuhan yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam jurang kehinaan di akhirat, sebagaimana dijanjikan oleh Allah dalam al mu min ayat 60 bahwa “akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” Ancaman ini adalah pengingat penting bagi kita untuk selalu merendahkan diri di hadapan Allah dan tidak pernah berhenti memohon pertolongan-Nya.
Kesimpulan
Al mu min ayat 60 adalah pilar agung dalam ajaran Islam yang menegaskan janji Allah untuk mengabulkan doa hamba-Nya. Ayat ini bukan hanya sekadar kalimat, melainkan undangan terbuka dari Sang Pencipta kepada seluruh umat manusia untuk senantiasa berkomunikasi dengan-Nya, mencurahkan segala asa dan resah. Melalui janji ilahi ini, Allah SWT menguatkan hati, memberikan harapan, dan menunjukkan kasih sayang-Nya yang tak terbatas.
Pada saat yang sama, al mu min ayat 60 juga membawa peringatan tegas bagi mereka yang sombong dan enggan beribadah atau berdoa kepada-Nya. Sikap angkuh tersebut akan berujung pada kehinaan di neraka Jahannam. Oleh karena itu, mari kita jadikan doa sebagai nafas kehidupan, jembatan penghubung yang tak terputus dengan Allah, dan wujud nyata dari pengakuan kita akan keesaan, kemuliaan, dan kasih sayang-Nya. Dengan demikian, kita akan selalu merasa tenang, optimis, dan berada dalam lindungan janji Allah yang pasti.