Contoh kata hubung intra dan antar kalimat​?

Contoh kata hubung intra dan antar kalimat​?

Jawaban 1 :

Contoh Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi yang menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya, contohnya seperti : bahkan dan malahan. Contoh kalimat : Dia adalah anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, bahkan kecerdasannya setara dengan orang dewasa.

Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya, contohnya seperti : sebaliknya. Contoh Kalimat : Tim Thomas indonesia berhasil lolos ke final piala thomas 2016, sebaliknya tim uber indonesia harus terhenti di perempat final.

Konjungsi yang menyatakan adanya hal, peristiwa atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya, contohnya seperti : lagi pula, tambahan pula dan selain itu. Contoh Kalimat : Kita tak perlu kecewa tim thomas indonesia kalah di final piala thomas 2016, lagi pula masih ada gelaran indonesia open di tahun ini.

Konjungsi yang menyatakan akibat, contohnya seperti : Oleh sebab itu dan oleh karena itu. Contoh Kalimat : Laki – laki itu terlibat perkelahian di tempat umum, oleh sebab itu iya diamankan pihak kepolisian.

Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari keadaan atau peristiwa pada kalimat sebelumnya, contohnya seperti selanjutnya, sesudah itu dan setelah itu. Contoh Kalimat : Pengumuman penerimaan siswa baru telah dikeluarkan pihak sekolah, selanjutnya siswa yang dinyatakan lolos agar segera melakukan pendaftaran ulang.

Konjungsi yang menyatakan konsekuensi, contohnya seperti : dengan demikian. Contoh Kalimat : Anda telah melanggar peraturan kerja yang ada di kantor ini, dengan demikian anda harus membayar denda yang sudah disepakati.

Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan pernyataan pada kalimat sebelumnya, contohnya seperti: meskipun demikian / begitu, walaupun demikian / begitu, sekalipun demikian / begitu, biarpun demikian / begitu. Contoh kalimat : Dia adalah pemimpin yang amanah, jujur dan tegas, meskipun demikian masih saja ada orang yang ingin menjatuhkannya.

Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya, contohnya seperti : akan tetapi dan namun. Contoh kalimat : Mayoritas masyarakat puas dengan kepemimpinannya akan tetapi masih ada masyarakat yang kecewa dengan kinerjanya.

Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya, contohnya seperti : sesungguhnya dan bahwasanya. Contoh kalimat : Ayah memang selalu keras kepada anak – anaknya , tetapi sesungguhnya iya sayang anak – anaknya.

Konjungsi yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya, contohnya seperti : sebelum itu. Contoh kalimat : Pihak Kepolisian berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba seberat 6 kilo gram di dekat pintu masuk pelabuhan. Sebelum itu di hari yang sama, polisi juga berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba seberat 50 kilo gram yang diselundupkan lewat sebuah kapal kecil.

Konjungsi Intrakalimat

Seperti yang telah dibahas di atas bahwa konjungsi di bagi menjadi dua yaitu konjungsi antarkalimat dan konjungsi intrakalimat. Konjungsi intrakalimat adalah kata yang menyambungkan klausa dengan klausa, frasa dengan frasa dan satuan kata dengan kata. Konjungsi intrakalimat terbagi menjadi dua yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif, yang akan dijelaskan dibawah ini. (Baca Juga : Kumpulan Contoh Pantun Terbaik dan Terbaru ).

Konjungsi Koordinatif

Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menyambungkan antara dua klausa atau beberapa klausa tetapi memiliki sintaksis yang sama. Diantaranya yaitu : padahal, lalu, kemudian, sedangkan, melainkan, atau, dan, tetapi.

Contoh Konjungsi Intrakalimat

Padahal : Dia masih malu untuk bernyanyi, padahal dia memiliki suara yang bagus

Lalu : Ibu bangun lebih pagi untuk memasak, lalu bersiap – siap untuk mengantarkan pergi anaknya ke sekolah

Kemudian : Kakak baru saja pulang dari sekolah, kemudian dia pergi lagi untuk bermain

Sedangkan : Adikku buru – buru pergi ke sekolah, sedangkan aku masih ada di tempat tidur

Melainkan : Siswa itu bukannya belajar di kelas, melainkan bermain game di warnet pada saat jam pelajaran

Atau : Adik bingung memakai kaos kaki berwarna merah atau biru

Dan : Hobiku adalah bermain catur dan berenang

Tetapi : Dia sangat suka makan ikan, tetapi dia alergi dengan ikan laut

Baca Juga:  Kerjakanlah Crossword (Teka Teki Silang) tentang “Kerjasama dalam Berbagai Bidang Kehidupan berikut ini!

Konjungsi Subordinatif

Konjungsi Subordinatif adalah (kebalikan dari konjungsi koordinatif), yaitu konjungsi yang menyambungkan antara dua klausa atau beberapa klausa lain tetapi memiliki sintaksis yang tidak sama. Diantaranya yaitu : bahwa, sampai – sampai, sebab, seolah -olah, walaupun, agar, seandainya, jika, ketika.

Dijawab Oleh :

Ahmad Hidayat, S. Pd.

Jawaban 2 :

Konjungsi yang menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya, contohnya seperti : bahkan dan malahan. Contoh kalimat : Dia adalah anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, bahkan kecerdasannya setara dengan orang dewasa.

Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya, contohnya seperti : sebaliknya. Contoh Kalimat : Tim Thomas indonesia berhasil lolos ke final piala thomas 2016, sebaliknya tim uber indonesia harus terhenti di perempat final.

Konjungsi yang menyatakan adanya hal, peristiwa atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya, contohnya seperti : lagi pula, tambahan pula dan selain itu. Contoh Kalimat : Kita tak perlu kecewa tim thomas indonesia kalah di final piala thomas 2016, lagi pula masih ada gelaran indonesia open di tahun ini.

Konjungsi yang menyatakan akibat, contohnya seperti : Oleh sebab itu dan oleh karena itu. Contoh Kalimat : Laki – laki itu terlibat perkelahian di tempat umum, oleh sebab itu iya diamankan pihak kepolisian.

Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari keadaan atau peristiwa pada kalimat sebelumnya, contohnya seperti selanjutnya, sesudah itu dan setelah itu. Contoh Kalimat : Pengumuman penerimaan siswa baru telah dikeluarkan pihak sekolah, selanjutnya siswa yang dinyatakan lolos agar segera melakukan pendaftaran ulang.

Konjungsi yang menyatakan konsekuensi, contohnya seperti : dengan demikian. Contoh Kalimat : Anda telah melanggar peraturan kerja yang ada di kantor ini, dengan demikian anda harus membayar denda yang sudah disepakati.

Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan pernyataan pada kalimat sebelumnya, contohnya seperti: meskipun demikian / begitu, walaupun demikian / begitu, sekalipun demikian / begitu, biarpun demikian / begitu. Contoh kalimat : Dia adalah pemimpin yang amanah, jujur dan tegas, meskipun demikian masih saja ada orang yang ingin menjatuhkannya.

Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya, contohnya seperti : akan tetapi dan namun. Contoh kalimat : Mayoritas masyarakat puas dengan kepemimpinannya akan tetapi masih ada masyarakat yang kecewa dengan kinerjanya.

Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya, contohnya seperti : sesungguhnya dan bahwasanya. Contoh kalimat : Ayah memang selalu keras kepada anak – anaknya , tetapi sesungguhnya iya sayang anak – anaknya.

Konjungsi yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya, contohnya seperti : sebelum itu. Contoh kalimat : Pihak Kepolisian berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba seberat 6 kilo gram di dekat pintu masuk pelabuhan. Sebelum itu di hari yang sama, polisi juga berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba seberat 50 kilo gram yang diselundupkan lewat sebuah kapal kecil.

Dijawab Oleh :

Noor Sjahid, S. Pd. M.Pd.

Penjelasan :

Memahami Urgensi Kata Hubung dalam Bahasa Indonesia

Kata hubung, atau konjungsi, adalah jembatan yang menghubungkan berbagai elemen dalam sebuah tulisan. Tanpa kata hubung, kalimat-kalimat yang kita bangun akan terasa terputus-putus, seperti daftar poin tanpa benang merah. Keberadaan konjungsi memastikan bahwa setiap bagian tulisan, dari frasa terkecil hingga paragraf terbesar, memiliki hubungan logis yang jelas.

Dalam konteks penulisan, kata hubung memastikan adanya koherensi (kesinambungan makna) dan kohesi (kesinambungan bentuk). Koherensi merujuk pada keterkaitan ide-ide secara logis, sementara kohesi merujuk pada keterkaitan unsur-unsur bahasa secara gramatikal. Kedua aspek ini sangat vital untuk menciptakan teks yang utuh dan komprehensif, membantu pembaca memahami hubungan sebab-akibat, pertentangan, penambahan, atau penegasan dalam sebuah argumen.

Baca Juga:  Hadits ridho allah tergantung ridho kedua orang tua

Kata Hubung Intra Kalimat: Perekat Gagasan dalam Satu Kesatuan

Kata hubung intra kalimat adalah konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua klausa atau lebih dalam satu kalimat majemuk. Mereka membantu menciptakan kalimat yang lebih kompleks dan informatif tanpa harus memecahnya menjadi beberapa kalimat tunggal. Penggunaannya sangat penting untuk efisiensi dan keindahan bahasa, menghindari pengulangan subjek atau predikat yang tidak perlu.

Dengan menggunakan kata hubung intra kalimat, kita dapat menyajikan informasi yang lebih detail dan hubungan antar gagasan yang lebih presisi dalam sebuah struktur kalimat tunggal. Ini memungkinkan penulis untuk membangun argumen yang lebih kuat dan narasi yang lebih mengalir, karena berbagai komponen ide disatukan dalam satu kesatuan sintaksis yang logis.

Berbagai Jenis Kata Hubung Intra Kalimat

Secara umum, kata hubung intra kalimat dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan fungsi dan strukturnya:

  • Konjungsi Koordinatif: Menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki kedudukan setara. Artinya, tidak ada klausa yang menjadi induk atau anak kalimat.
    • Contoh: dan, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan.
    • Penggunaan: “Dia suka kopi dan teh,” “Saya ingin pergi, tetapi hujan turun.”
  • Konjungsi Subordinatif: Menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat, di mana anak kalimat bergantung pada induk kalimat.
    • Contoh: agar, supaya, jika, ketika, meskipun, bahwa, karena, sehingga, setelah, sebelum, dengan, tanpa, walaupun, seandainya, daripada.
    • Penggunaan:Meskipun lelah, dia tetap bekerja keras,” “Saya belajar giat agar lulus ujian.”

Kata Hubung Antar Kalimat: Menjalin Logika Antar Paragraf

Berbeda dengan kata hubung intra kalimat, kata hubung antar kalimat (atau konjungsi antarkalimat) berfungsi menghubungkan satu kalimat penuh dengan kalimat selanjutnya, atau bahkan satu paragraf dengan paragraf berikutnya. Mereka biasanya diletakkan di awal kalimat kedua (atau kalimat baru) dan seringkali diikuti oleh tanda koma. Peran utamanya adalah menciptakan aliran logis antar gagasan yang disajikan dalam kalimat-kalimat terpisah.

Fungsi ini sangat krusial dalam membangun argumen yang kohesif dan koheren, terutama dalam tulisan panjang seperti artikel, esai, atau laporan. Kata hubung antar kalimat memungkinkan pembaca untuk dengan mudah mengikuti transisi dari satu ide ke ide lain, memahami hubungan sebab-akibat, perbandingan, pertentangan, penambahan, atau penegasan yang ingin disampaikan penulis. Tanpa mereka, tulisan akan terasa seperti kumpulan kalimat tunggal yang terpisah-pisah.

Fungsi dan Peran Utama Kata Hubung Antar Kalimat

Kata hubung antar kalimat memainkan berbagai peran penting dalam menciptakan narasi atau argumen yang padu:

  • Menunjukkan Penambahan: Menambahkan informasi baru yang relevan atau memperluas gagasan sebelumnya.
  • Menunjukkan Pertentangan: Menyajikan ide yang berlawanan atau kontras dengan kalimat sebelumnya.
  • Menunjukkan Konsekuensi/Akibat: Menghubungkan sebab dengan akibat yang logis.
  • Menunjukkan Penegasan/Penguatan: Memberikan penekanan atau detail yang memperkuat pernyataan sebelumnya.
  • Menunjukkan Pilihan: Menyajikan alternatif atau opsi lain.
  • Menunjukkan Urutan Waktu/Kronologi: Mengatur peristiwa secara berurutan.

Menguatkan Kalimat Sebelumnya: Fokus pada Hubungan Logis

Salah satu fungsi paling krusial dari konjungsi antarkalimat adalah kemampuannya untuk menguatkan kalimat sebelumnya. Ini berarti konjungsi tersebut memperkenalkan informasi, argumen, atau penegasan yang memperdalam, menjelaskan, atau memberikan bobot lebih pada pernyataan yang telah disampaikan di kalimat sebelumnya. Saat mencari kata penghubung antar kalimat untuk menguatkan kalimat sebelumnya tts (teka-teki silang, singkatan yang bisa berarti tegas, tambahan, selanjutnya), kita perlu memahami nuansa makna di balik setiap konjungsi.

Menguatkan kalimat sebelumnya berarti memberikan dukungan, bukti tambahan, penjelasan lebih lanjut, atau penekanan yang membuat pernyataan tersebut lebih meyakinkan atau mudah dipahami. Ini adalah keterampilan penting dalam penulisan argumentatif dan informatif, di mana setiap kalimat harus berkontribusi pada kekuatan argumen keseluruhan.

Baca Juga:  Tanah rendah dikanan kiri sungai disebut

Contoh Kata Hubung untuk Penegasan dan Penjelasan Tambahan

Berikut adalah beberapa contoh kata penghubung antar kalimat untuk menguatkan kalimat sebelumnya tts yang umum digunakan untuk memberikan penegasan, penambahan, atau penjelasan yang memperkuat:

  • Bahkan: Digunakan untuk menambahkan informasi yang lebih kuat, lebih ekstrem, atau lebih mengejutkan daripada yang disebutkan sebelumnya, memberikan penekanan lebih lanjut.
    • Contoh: “Kondisi ekonomi global sedang tidak stabil. Bahkan, banyak perusahaan besar mulai mengurangi jumlah karyawan.”
  • Lagi pula: Digunakan untuk menambahkan alasan atau argumen pendukung yang memperkuat pernyataan sebelumnya.
    • Contoh: “Kita harus berhati-hati saat membuat keputusan ini. Lagi pula, dampak dari keputusan ini akan sangat besar.”
  • Sesungguhnya: Dipakai untuk menegaskan kebenaran atau inti dari pernyataan sebelumnya, memberikan kesan bahwa informasi tersebut adalah fakta yang tak terbantahkan.
    • Contoh: “Banyak orang meremehkan masalah sampah plastik. Sesungguhnya, dampaknya terhadap lingkungan sudah sangat mengkhawatirkan.”
  • Selain itu: Digunakan untuk menambahkan poin atau informasi lain yang relevan dan bertindak sebagai penguat atau pelengkap dari apa yang sudah disebutkan.
    • Contoh: “Pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa. Selain itu, kesehatan masyarakat juga tidak kalah penting untuk diperhatikan.”
  • Juga: Menambahkan informasi serupa atau poin lain yang mendukung gagasan sebelumnya.
    • Contoh: “Dia memiliki bakat menyanyi yang luar biasa. Dia juga pandai bermain alat musik.”
  • Oleh karena itu/Dengan demikian: Meski seringkali menunjukkan akibat, konjungsi ini juga dapat menguatkan kalimat sebelumnya dengan merumuskan kesimpulan logis atau implikasi yang mempertegas validitas pernyataan awal.
    • Contoh: “Semua data menunjukkan penurunan penjualan. Oleh karena itu, strategi pemasaran baru harus segera diterapkan.”

Contoh Kata Hubung untuk Pertentangan atau Penolakan

Meskipun fungsi utamanya adalah menyatakan kontras, konjungsi pertentangan juga secara tidak langsung menguatkan alur logika keseluruhan dengan menunjukkan adanya sudut pandang lain atau pengecualian yang relevan dengan pernyataan sebelumnya. Mereka membangun pemahaman yang lebih komprehensif tentang topik yang dibahas.

  • Namun/Akan tetapi: Digunakan untuk menyatakan pertentangan atau perbedaan dengan hal yang telah disebutkan dalam kalimat sebelumnya.
    • Contoh: “Rencana awal berjalan lancar. Namun, ada beberapa kendala tak terduga yang muncul.”
  • Meski demikian/Walaupun begitu: Mengakui adanya fakta atau kondisi tertentu yang disebutkan sebelumnya, tetapi kemudian menyajikan fakta atau kondisi yang berlawanan atau mengurangi dampaknya.
    • Contoh: “Anggaran yang tersedia sangat terbatas. Meski demikian, kami yakin bisa mencapai target dengan kreativitas.”

Tips Menggunakan Kata Hubung secara Efektif

Menguasai penggunaan kata hubung memerlukan latihan dan pemahaman kontekstual. Berikut beberapa tips untuk menggunakan kata hubung secara efektif:

  • Variasi: Hindari pengulangan kata hubung yang sama secara terus-menerus. Gunakan sinonim atau konjungsi lain yang memiliki fungsi serupa untuk memperkaya gaya bahasa Anda.
  • Kesesuaian Makna: Selalu pilih kata hubung yang paling tepat sesuai dengan hubungan logis antara gagasan yang ingin Anda sampaikan. Kesalahan penggunaan bisa mengubah makna keseluruhan kalimat.
  • Posisi: Kata hubung antar kalimat biasanya diletakkan di awal kalimat baru dan diikuti dengan tanda koma (misalnya: “Oleh karena itu, …”, “Namun, …”).
  • Hindari Redundansi: Jangan menggunakan dua konjungsi dengan makna serupa dalam satu frasa atau kalimat (misalnya: “sehingga oleh karena itu”).
  • Pahami Konteks: Konteks kalimat dan paragraf sangat menentukan pilihan kata hubung yang paling efektif. Selalu baca kembali tulisan Anda untuk memastikan alur logikanya sudah tepat.

Kesimpulan

Kata hubung, baik yang berfungsi intra maupun antar kalimat, merupakan elemen fundamental dalam komunikasi tertulis yang efektif dalam Bahasa Indonesia. Mereka adalah kawat penghubung yang merajut kata, frasa, klausa, hingga paragraf menjadi satu kesatuan yang kohesif dan koheren. Terutama, kemampuan untuk memilih dan menggunakan kata penghubung antar kalimat untuk menguatkan kalimat sebelumnya tts adalah keterampilan yang sangat berharga.

Dengan memahami nuansa makna dari konjungsi seperti “bahkan,” “lagi pula,” “sesungguhnya,” atau “oleh karena itu,” seorang penulis dapat membangun argumen yang lebih solid, memberikan penjelasan yang lebih mendalam, dan menuntun pembaca melewati alur pemikirannya dengan mulus. Menguasai penggunaan kata hubung yang tepat bukan hanya tentang mengikuti aturan tata bahasa, tetapi tentang menciptakan tulisan yang informatif, menarik, persuasif, dan pada akhirnya, benar-benar efektif dalam menyampaikan pesan.

Tinggalkan komentar