Carilah sejarah perkembangan humas di Indonesia secara lengkap menurut periode
plis mohon d bantu cari jawabannya
Jawaban 1 :
1. PERIODE 1 ( TAHUN 1962 )
Secara resmi pembentukan Humas di Indonesia lahir melalui Presidium Kabinet Perdana Menteri Juanda, yang menginstruksikan agar setiap instansi pemerintah harus membentuk bagian/divisi Humas. Dijelaskan pula garis besar tugas kehumasan dinas pemerintah adalah : Tugas strategis yaitu ikut serta dalam proses pembuatan keputusan oleh pimpinan hingga pelaksanaaannya. Dan tugas taktis yaitu memberikan informasi, motivasi, pelaksanaaan komunikasi timbal balik dua arah supaya tercipta citra atas lembaga/institusi yang diwakilinya.
2. PERIODE 2 ( TAHUN 1967 – 1971 )
Pada periode ini terbentuklah Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas). Tata kerja badan ini antara lain ikut serta dalam berbagai kegiatan pemerintah dalam pembangunan, khususnya di bidang penerangan dan kehumasan, serta melakukan pembinaan dan pengembangan profesi kehumasan.
Tahun 1967, berdiri Koordinasi antar Humas Departemen/ Lembaga Negara yang disingkat “Bakor” yang secara ex officio dipimpin oleh pimpinan pada setiap departemen. Tahun 1970- 1971, Bakor diubah menjadi Bako-humas (Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah ) yang diatur melalui SK Menpen No. 31/Kep/Menpen/tahun 1971. Kerjasama antara Humas departemen/institusi tersebut menitikberatkan pada pemantapan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dalam operasi penerangan dan kehumasan.
3. PERIODE 3 ( TAHUN 1972 – 1993 )
Periode ini ditandai dengan munculnya Humas kalangan profesional pada lembaga swasta umum. Dengan indikator sebagai berikut:
1. Tanggal 15 desember 1972 didirikannya Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia ( Perhumas ) sebagai wadah profesi HUMAS oleh kalangan praktisi swasta dan pemerintah. Seperti wardiman Djojonegoro ( mantan mendikbud), Marah Joenoes (mantan kahupmas Pertamina), dll. Pada konvensi Nasional HUMAS di Bandung akhir tahun 1993 lahirlah Kode Etik Kehumasan Indonesia ( KEKI ). Perhumas juga tercatat sebagai anggota International Public Relations Association ( IPRA) dan ASEAN Public Relations Organization (FAPRO).
2. Tanggal 10 April 1987 di jakarta, terbentuklan suatu wadah profesi HUMAS lainnya yang disebut dengan Asosiasi Perusahaan Public Relations ( APPRI ). Tujuannya adalah sebuah wadah profesi berbentuk organisasi perusahaan – perusahaaan public relations yang independen (konsultan jasa kehumasan ).
4. PERIODE 4 ( TAHUN 1995 – SEKARANG )
Periode ini Public Relations berkembang di kalangan swasta bidang profesional khusus ( spesialisasi PR/HUMAS bidang industri pelayanan jasa).
Dijawab Oleh :
Yuyun Yulianti, S. Pd.
Jawaban 2 :
1. PERIODE 1 ( TAHUN 1962 )
Secara resmi pembentukan Humas di Indonesia lahir melalui Presidium Kabinet Perdana Menteri Juanda, yang menginstruksikan agar setiap instansi pemerintah harus membentuk bagian/divisi Humas.
2. PERIODE 2 ( TAHUN 1967 – 1971 )
Pada periode ini terbentuklah Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas).
3. PERIODE 3 ( TAHUN 1972 – 1993 )
Periode ini ditandai dengan munculnya Humas kalangan profesional pada lembaga swasta umum.
4. PERIODE 4 ( TAHUN 1995 – SEKARANG )
Periode ini Public Relations berkembang di kalangan swasta bidang profesional khusus ( spesialisasi PR/HUMAS bidang industri pelayanan jasa).
Dijawab Oleh :
Dr. Wawan Suherman, S. Pd. M.Pd.
Penjelasan :
Jejak Awal Humas di Indonesia: Kapan Humas Masuk ke Indonesia?
Mencari tahu humas masuk ke Indonesia sejak tahun berapa secara definitif adalah tantangan tersendiri, sebab praktik komunikasi publik yang melahirkan Humas modern tidak tiba-tiba muncul dalam bentuknya yang utuh. Sejarah mencatat bahwa embrio kegiatan kehumasan, meskipun belum dinamakan demikian, telah ada jauh sebelum istilah “Public Relations” populer. Kegiatan ini seringkali berwujud propaganda, diseminasi informasi, atau upaya mempengaruhi opini publik oleh pemerintah kolonial atau para pemimpin perjuangan kemerdekaan.
Penting untuk dipahami bahwa “masuknya” Humas bukanlah sebuah peristiwa tunggal dengan tanggal yang pasti, melainkan sebuah proses evolusi bertahap. Jika kita melihat pada praktik komunikasi yang bertujuan membentuk persepsi dan menjaga hubungan, maka akar-akarnya bisa ditarik hingga era pra-kemerdekaan. Namun, jika yang dimaksud adalah Humas sebagai disiplin ilmu dan profesi yang terstruktur, maka kemunculannya lebih banyak terjadi setelah Indonesia merdeka.
Periode Pra-Kemerdekaan dan Awal Kemerdekaan: Bibit-Bibit Komunikasi Publik
Sebelum humas masuk ke Indonesia sejak tahun yang spesifik sebagai disiplin ilmu, kita dapat melihat praktik-praktik komunikasi yang mirip Humas dalam konteks yang berbeda. Periode ini adalah masa di mana komunikasi digunakan secara strategis untuk berbagai kepentingan.
Era Kolonial Belanda dan Pendudukan Jepang
Pada era kolonial, pemerintah Hindia Belanda aktif melakukan kegiatan propaganda untuk mempertahankan kekuasaan dan menenangkan penduduk. Mereka menggunakan media cetak, pengumuman publik, serta sistem pendidikan untuk menyebarkan informasi yang mendukung kebijakan kolonial. Ini adalah bentuk komunikasi satu arah yang bertujuan mengontrol opini publik.
Begitu pula pada masa Pendudukan Jepang, propaganda menjadi instrumen utama untuk mobilisasi massa dan indoktrinasi ideologi. Media seperti radio dan surat kabar dimanfaatkan secara maksimal untuk menyuarakan kepentingan penjajah. Meskipun represif, praktik-praktik komunikasi ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya manajemen persepsi publik.
Masa Perjuangan Kemerdekaan (1945-1949)
Setelah Proklamasi Kemerdekaan, kegiatan kehumasan mengalami transformasi signifikan dan menjadi sangat vital. Pemerintah Indonesia yang baru lahir memerlukan dukungan publik internal maupun internasional untuk mempertahankan kemerdekaan. Kementerian Penerangan dibentuk dengan peran sentral dalam menyebarkan informasi tentang situasi kemerdekaan, membantah propaganda Belanda, dan menggalang dukungan.
Radio Republik Indonesia (RRI) dan Kantor Berita Antara menjadi ujung tombak komunikasi. Mereka menyiarkan berita, pidato tokoh bangsa, dan informasi penting lainnya ke seluruh pelosok negeri dan dunia. Ini adalah era di mana komunikasi publik digunakan sebagai senjata perjuangan dan diplomasi, menunjukkan betapa krusialnya fungsi kehumasan bahkan dalam situasi darurat.
Pembentukan Lembaga Informasi Pasca-Kemerdekaan
Setelah pengakuan kedaulatan, fondasi lembaga-lembaga informasi pemerintah semakin kuat. Kementerian Penerangan terus memainkan peranan penting dalam sosialisasi program pemerintah dan menjaga persatuan bangsa. Meskipun terminologi “Public Relations” belum secara luas digunakan, esensi dari kegiatan menjaga hubungan baik dengan publik, mengelola citra, dan menyebarkan informasi sudah berjalan secara intensif.
Masa Orde Lama (1950-1965): Stabilitas dan Komunikasi Pembangunan
Pada masa Orde Lama, peran komunikasi publik masih sangat didominasi oleh pemerintah. Fokusnya adalah pada pembangunan nasional, menjaga stabilitas politik, dan konsolidasi identitas bangsa.
Peran Departemen Penerangan
Departemen Penerangan terus menjadi corong utama pemerintah dalam menyampaikan berbagai kebijakan dan program. Komunikasi lebih banyak bersifat top-down, dengan tujuan menginformasikan dan mendidik masyarakat tentang arah pembangunan bangsa sesuai visi pemerintah. Radio, film dokumenter, dan media cetak menjadi sarana utama penyampaian pesan.
Awal Pengakuan Profesi Humas
Pada periode ini, meskipun belum dalam skala besar, mulai ada kesadaran tentang pentingnya fungsi kehumasan di beberapa institusi swasta dan BUMN yang baru berkembang. Istilah “hubungan masyarakat” atau “Humas” mulai dikenal dan digunakan, meskipun belum diakui secara luas sebagai profesi yang terpisah. Praktik Humas saat itu masih seringkali diidentikkan dengan publisitas atau hubungan pers.
Komunikasi untuk Pembangunan Nasional
Humas pada masa ini banyak digunakan untuk mendukung program-program pembangunan. Misalnya, kampanye tentang swasembada pangan, kesehatan masyarakat, atau pendidikan. Pemerintah berusaha menggerakkan partisipasi publik melalui komunikasi yang persuasif.
Pengaruh Politik Internasional
Di kancah internasional, Humas pemerintah juga berperan dalam menyuarakan politik luar negeri bebas aktif Indonesia, termasuk di forum-forum seperti Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non-Blok. Ini adalah upaya kehumasan diplomatik untuk membangun citra positif Indonesia di mata dunia.
Masa Orde Baru (1966-1998): Institusionalisasi dan Ekspansi Humas
Periode Orde Baru menjadi saksi bisu institusionalisasi dan ekspansi besar-besaran praktik Humas di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik (meskipun banyak kritik di kemudian hari) mendorong pengembangan Humas di berbagai sektor.
Era Keemasan Humas Pemerintah
Pemerintahan Orde Baru sangat menyadari kekuatan komunikasi dalam menjaga stabilitas politik dan mendukung program pembangunan yang masif. Humas pemerintah semakin terorganisir, ditandai dengan pembentukan Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah (Bakohumas). Bakohumas menjadi wadah koordinasi bagi para praktisi Humas di seluruh instansi pemerintah, memastikan pesan yang seragam dan efektif. Peran Humas di lembaga pemerintah sangat strategis untuk sosialisasi Pancasila, pembangunan lima tahunan (Pelita), dan berbagai kebijakan lainnya.
Perkembangan Humas Korporat dan Swasta
Bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi, banyak perusahaan swasta, baik nasional maupun multinasional, mulai berinvestasi di Indonesia. Perusahaan-perusahaan ini membawa serta praktik Humas modern yang lebih canggih. Mereka membutuhkan Humas tidak hanya untuk publisitas produk, tetapi juga untuk membangun hubungan baik dengan pelanggan, karyawan, investor, dan komunitas. Agensi Humas swasta mulai bermunculan, menawarkan jasa profesional kepada korporasi.
Pendidikan dan Pelatihan Humas
Pengakuan terhadap profesi Humas juga tercermin dari semakin banyaknya perguruan tinggi yang membuka program studi Humas atau komunikasi. Kurikulum yang lebih terstruktur mulai diajarkan, melahirkan lebih banyak praktisi Humas yang terdidik. Berbagai seminar, lokakarya, dan pelatihan profesional juga sering diadakan untuk meningkatkan kualitas para praktisi.
Etika dan Profesionalisme Humas
Pada periode ini, kesadaran akan pentingnya etika dan profesionalisme dalam ber-Humas juga meningkat. Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) didirikan pada tahun 1972, menjadi organisasi profesi pertama yang menaungi para praktisi Humas di Indonesia. PERHUMAS berperan besar dalam menetapkan standar etika, mengembangkan profesi, dan menyelenggarakan berbagai kegiatan yang relevan. Ini menunjukkan bahwa humas masuk ke Indonesia sejak tahun 1970-an sudah mulai mengarah pada profesionalisme.
Era Reformasi ke Abad 21: Digitalisasi dan Tantangan Baru
Era Reformasi yang dimulai pada tahun 1998 membawa perubahan fundamental dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia Humas. Keterbukaan informasi dan perkembangan teknologi menjadi katalisator utama transformasi Humas.
Demokratisasi Informasi dan Keterbukaan Publik
Jatuhnya Orde Baru membawa angin segar bagi kebebasan pers dan transparansi informasi. Humas tidak lagi bisa bersembunyi di balik komunikasi satu arah. Publik menuntut keterbukaan dan akuntabilitas. Humas didorong untuk menjadi lebih responsif, proaktif, dan transparan dalam menyampaikan informasi. Manajemen krisis menjadi area yang semakin penting, terutama dengan mudahnya penyebaran berita dan rumor.
Revolusi Digital dan Media Sosial
Masuknya internet dan kemudian media sosial telah merevolusi lanskap Humas secara drastis. Jika sebelumnya humas masuk ke Indonesia sejak tahun 1970-an masih bergantung pada media konvensional, kini dunia digital mengubah segalanya. Humas tidak lagi hanya berurusan dengan media massa tradisional, tetapi juga mengelola kehadiran online, berinteraksi langsung dengan publik melalui media sosial, dan mengoptimalkan mesin pencari (SEO). Digital PR, influencer marketing, dan analisis data menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi Humas modern.
Tantangan Humas di era digital sangat besar, mulai dari kecepatan penyebaran informasi, munculnya berita hoax, hingga masalah reputasi online. Praktisi Humas harus mampu beradaptasi cepat, menguasai alat-alat digital, dan mengembangkan strategi komunikasi yang agile dan relevan.
Kesimpulan
Perjalanan sejarah perkembangan Humas di Indonesia adalah cermin dari perubahan sosial, politik, dan teknologi bangsa. Dari bentuk komunikasi yang rudimenter pada masa kolonial, menjadi alat perjuangan kemerdekaan, hingga berkembang menjadi disiplin ilmu dan profesi yang kompleks di era digital. Pertanyaan mengenai humas masuk ke Indonesia sejak tahun berapa tidak dapat dijawab dengan satu tanggal pasti, melainkan sebuah evolusi berkelanjutan yang dimulai dari bibit-bibit komunikasi publik hingga institusionalisasi penuh.
Humas telah bertransformasi dari sekadar publisitas menjadi fungsi strategis manajemen yang esensial bagi setiap organisasi. Di masa depan, dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan dinamika masyarakat, peran Humas akan terus berkembang, menuntut para praktisinya untuk senantiasa adaptif, inovatif, dan berpegang teguh pada etika profesionalisme. Humas bukan hanya tentang menyampaikan pesan, melainkan membangun hubungan abadi dan kepercayaan.