Jelaskan sikap/pola hidup masyarakat desa dan kota

Jelaskan sikap/pola hidup masyarakat desa dan kota

Jawaban 1 : 

desa=lebih longgar,homogen,pola hidup sederhana,ketergantunggan dengan alam,hubunggan antara warganya lebih mendalam
kota=lebih padat,heterogrn,mobilitasnya tinggi,lebih menghargai waktu(tdk pada alam),kompetisi(daya saing)

Dijawab Oleh : 

Dr. Wawan Suherman, S. Pd. M.Pd.

Jawaban 2 : 

Masyarakat desa dengan masyarakat kota itu sangat bertolak belakang baik dari lingkungan,cara berpikir,lapisan sosial,tingkah laku,adat serta jumlah penduduk nya pun berbeda. Masyarakat desa lebih ke tradisional dan masyarakat kota lebih mengarah ke perkembangan dunia dengan kata lain masyarakat kota itu mengikuti zaman. Masyarakat desa juga mengikuti zaman tetapi perilaku mereka masih di pengaruhi oleh adat dan kebudayaan. Adat kebudayaan masyarakat desa masih sangat kental, berbeda dengan masyarakat kota yang hampir keseluruhan adat dan kebiasaan nya sudah di pengaruhi oleh kebudayaan luar.
semoga bermanfaat . maaf kalu salah

Dijawab Oleh : 

Zulkarnaen K, S. Pd. M.Pd.

Penjelasan :

Karakteristik Masyarakat Desa: Kekerabatan dan Gotong Royong

Kehidupan di pedesaan sering kali didasari oleh prinsip kolektivitas. Masyarakatnya cenderung saling mengenal satu sama lain, menciptakan ikatan kekerabatan yang erat meskipun tidak memiliki hubungan darah. Sistem sosial mereka bersifat paguyuban atau gemeinschaft, di mana hubungan antarindividu bersifat personal, intim, dan langgeng.

Baca Juga:  Bukti sikap pantang menyerah antara lain

Semangat gotong royong menjadi pilar utama dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari membangun rumah, menggarap sawah, hingga mengadakan hajatan, semua dilakukan bersama-sama. Norma dan tradisi adat memegang peranan penting dalam mengatur perilaku sosial, dan keputusan sering kali diambil melalui musyawarah bersama.

Dinamika Kehidupan Urban: Membedah Sikap dan Cara Hidup Orang Kota

Berbanding terbalik dengan desa, kota adalah panggung bagi individualitas dan dinamika yang serba cepat. Pusat ekonomi, pendidikan, dan pemerintahan ini menarik jutaan orang dengan beragam latar belakang untuk mengadu nasib. Lingkungan inilah yang secara fundamental membentuk sikap dan cara hidup orang kota yang khas.

Kompleksitas kehidupan urban menuntut adaptasi yang cepat dan efisien. Interaksi sosial menjadi lebih fungsional dan sering kali didasari oleh kepentingan tertentu, seperti hubungan kerja atau bisnis. Inilah gambaran umum dari sebuah masyarakat patembayan atau gesellschaft.

Individualisme sebagai Ciri Khas

Salah satu aspek paling menonjol dari sikap dan cara hidup orang kota adalah individualisme. Ini bukan berarti egois, melainkan sebuah bentuk kemandirian. Kepadatan penduduk yang tinggi dan persaingan ketat membuat setiap individu harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

Fokus utama mereka adalah mencapai tujuan pribadi, baik dalam karier, pendidikan, maupun finansial. Waktu menjadi sangat berharga, sehingga interaksi yang bersifat basa-basi sering kali diminimalkan. Akibatnya, hubungan dengan tetangga mungkin tidak seakrab di pedesaan.

Rasionalitas dan Orientasi pada Prestasi

Masyarakat kota cenderung berpikir secara rasional dan logis. Setiap tindakan dan keputusan sering kali diperhitungkan berdasarkan untung-rugi. Prinsip efisiensi dan efektivitas menjadi panduan dalam bekerja dan menjalani aktivitas sehari-hari.

Orientasi pada prestasi atau achievement sangat kental. Status sosial seseorang lebih banyak ditentukan oleh pencapaian karier, tingkat pendidikan, dan keberhasilan ekonomi daripada oleh garis keturunan atau asal-usul keluarga. Kompetisi adalah hal yang wajar dan dianggap sebagai pendorong kemajuan.

Baca Juga:  Golongan bangsawan,jawaban tts

Toleransi di Tengah Heterogenitas

Meskipun terkesan individualistis, masyarakat kota memiliki tingkat toleransi yang tinggi. Kota adalah sebuah “kuali peleburan” (melting pot) tempat bertemunya berbagai suku, agama, ras, dan budaya. Perbedaan dianggap sebagai sebuah keniscayaan.

Sikap tidak peduli atau acuh tak acuh terhadap urusan pribadi orang lain sebenarnya merupakan bentuk penghormatan terhadap privasi. Selama tidak mengganggu ketertiban umum, setiap individu bebas mengekspresikan diri dan menjalani hidup sesuai pilihannya.

Faktor Pembentuk Perbedaan Sikap dan Pola Hidup

Perbedaan fundamental antara kehidupan desa dan kota tidak muncul begitu saja. Ada beberapa faktor utama yang membentuknya, mulai dari lingkungan hingga struktur ekonomi.

Kepadatan Penduduk dan Lingkungan Fisik

Desa memiliki kepadatan penduduk yang rendah dengan ruang terbuka yang luas. Hal ini memungkinkan interaksi sosial yang lebih intens dan alami. Sebaliknya, kota sangat padat, dengan ruang hidup yang terbatas seperti apartemen atau rumah di gang sempit. Keterbatasan ruang ini mendorong terciptanya batasan-batasan sosial demi menjaga privasi.

Struktur Ekonomi dan Mata Pencaharian

Struktur ekonomi adalah faktor pembeda yang paling signifikan. Perbedaan ini secara langsung memengaruhi cara masyarakat bekerja, berinteraksi, dan memandang dunia.

Sektor Agraris di Pedesaan

Ekonomi desa didominasi oleh sektor agraris (pertanian, perkebunan, perikanan). Pekerjaan ini sangat bergantung pada alam, musim, dan sering kali membutuhkan kerja sama kelompok. Pola kerja yang komunal ini memperkuat ikatan sosial dan semangat gotong royong.

Sektor Industri dan Jasa di Perkotaan

Di sisi lain, ekonomi kota bertumpu pada sektor industri, perdagangan, dan jasa. Jenis pekerjaan ini menuntut spesialisasi, keahlian individu, dan dijalankan berdasarkan kontrak formal. Lingkungan kerja yang kompetitif dan berbasis target inilah yang membentuk sikap dan cara hidup orang kota menjadi lebih individualistis dan berorientasi pada prestasi.

Baca Juga:  Boleh tidak menikah anak nomor 1 dengan nomor 3(terakhir)...

Adaptasi di Era Modern

Garis pemisah antara desa dan kota kini semakin kabur. Kemajuan teknologi informasi dan transportasi telah membawa nilai-nilai urban ke pelosok desa. Anak muda di desa kini bisa mengakses informasi dan tren global layaknya mereka yang tinggal di kota.

Di sisi lain, banyak penduduk kota yang mulai merindukan ketenangan dan kesederhanaan hidup ala pedesaan. Fenomena seperti slow living, urban farming, atau memilih bekerja dari jarak jauh (remote) dari daerah pinggiran menunjukkan adanya keinginan untuk menyeimbangkan dinamika kota dengan nilai-nilai ketenangan desa.

Kesimpulan

Pada hakikatnya, baik masyarakat desa maupun kota memiliki keunikan dan nilai-nilai positifnya masing-masing. Masyarakat desa unggul dalam kehangatan sosial, solidaritas, dan gotong royong yang berakar pada budaya kolektif. Sementara itu, sikap dan cara hidup orang kota yang individualistis, rasional, dan kompetitif adalah bentuk adaptasi yang efisien terhadap lingkungan yang kompleks dan serba cepat.

Memahami kedua pola hidup ini bukan untuk menilai mana yang lebih baik, melainkan untuk menghargai bahwa setiap sistem sosial adalah produk dari lingkungan, sejarah, dan kebutuhan masyarakatnya. Dengan demikian, kita dapat membangun jembatan pemahaman yang lebih baik antara dua dunia yang saling melengkapi dalam membangun peradaban Indonesia.

Tinggalkan komentar