Sebutkan hadis menuntut ilmu
Jawaban 1 :
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
Artinya : “Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)
طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَىْ كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya : Rasululloh Bersabda : ” Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim” (H.R. Ibnu Majah)
Dijawab Oleh :
Ahmad Hidayat, S. Pd.
Jawaban 2 :
رواه إبن عبد البر)) طَلَبُ اْلعِلْمَ فَرِيْضِةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ
Artinya: “Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim dan muslimah” (HR. Abu Abdil Barr).
مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبُ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ
Artinya: “Barang siapa yang keluar (pergi) untuk mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah sampai ia kembali.”
وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ:وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًايَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا,سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ
Artinya: “Barangsiapa yang meniti jalan dalam menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalanya menuju surga”
اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ
Artinya: “Carilah ilmu dari semenjak kamu dalam buaian hingga liang lahat”
semoga bermanfaat
Dijawab Oleh :
Dedi Setiadi, S. Pd. M.Pd.
Penjelasan :
Ilmu sebagai Fondasi Kehidupan Muslim
Ilmu adalah fondasi utama bagi kemajuan individu dan peradaban. Dalam perspektif Islam, ilmu bukan hanya sebatas pengetahuan akademis atau profesional, tetapi juga mencakup pemahaman agama yang mendalam, etika, moralitas, dan cara hidup yang sesuai dengan syariat. Seorang Muslim yang berilmu akan memiliki pandangan hidup yang lebih luas, mampu mengambil keputusan dengan bijak, serta berkontribusi positif bagi masyarakat. Ilmu membimbing kita untuk mengenal keesaan Allah, memahami perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya, sehingga ibadah yang dilakukan menjadi lebih sempurna dan bermakna. Tanpa ilmu, seseorang berpotensi tersesat dalam kebodohan dan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang menyesatkan.
Keutamaan Menuntut Ilmu dalam Islam
Islam menempatkan penuntut ilmu pada posisi yang sangat mulia. Keutamaan ini tidak hanya dijanjikan di akhirat, tetapi juga dirasakan dampaknya di dunia. Menuntut ilmu dianggap sebagai salah satu bentuk ibadah yang paling utama, karena dengannya seseorang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Banyak ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW yang secara eksplisit menjelaskan keutamaan ini.
Perintah Pertama dan Penekanan Al-Qur’an
Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW adalah perintah membaca, yakni “Iqra” (QS. Al-Alaq: 1-5). Ini menunjukkan betapa sentralnya peran ilmu dalam agama Islam sejak awal mula. Al-Qur’an juga berulang kali mengajak manusia untuk merenungkan ciptaan Allah, mengamati tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta, dan menggunakan akal pikiran untuk mencari kebenaran. Ayat-ayat ini secara tidak langsung adalah dorongan kuat untuk terus belajar dan menuntut ilmu.
Ilmu sebagai Pembeda dan Peninggi Derajat
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadalah: 11). Ayat ini secara tegas menyatakan bahwa ilmu adalah salah satu faktor utama yang dapat mengangkat derajat seseorang, baik di hadapan Allah maupun di mata manusia. Ilmu membedakan manusia dari makhluk lain dan membedakan orang yang berakal dari yang tidak.
Jalan Menuju Takwa dan Kebaikan
Ilmu juga merupakan jalan utama menuju takwa, yaitu kesadaran dan ketakutan kepada Allah SWT yang mendorong seseorang untuk selalu berbuat kebaikan dan menjauhi larangan-Nya. Semakin banyak ilmu yang dimiliki, terutama ilmu agama, semakin dalam pula pemahaman seseorang tentang hakikat kehidupan, tanggung jawabnya sebagai hamba Allah, dan konsekuensi dari setiap perbuatannya. Dengan demikian, ilmu menjadi pendorong utama untuk beramal saleh dan berkontribusi pada kemaslahatan umat.
5 Hadits tentang Menuntut Ilmu: Motivasi Abadi dari Rasulullah SAW
Rasulullah SAW adalah sumber hikmah dan inspirasi. Melalui sabda-sabda beliau, umat Islam diajarkan tentang pentingnya mencari ilmu. Berikut adalah 5 hadits tentang menuntut ilmu yang patut kita renungkan dan jadikan motivasi dalam setiap langkah kehidupan kita:
Hadits 1: Kewajiban Menuntut Ilmu
Hadits Pertama yang sangat populer dan fundamental mengenai kewajiban mencari ilmu adalah:
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah, dinilai sahih oleh Al-Albani)
Penjelasan dan Signifikansi
Hadits ini menegaskan bahwa mencari ilmu bukanlah anjuran semata, melainkan sebuah kewajiban (fardhu) bagi setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Kata “ilmu” di sini mencakup ilmu agama yang menjadi pondasi keimanan dan ibadah, serta ilmu-ilmu dunia yang bermanfaat untuk kemaslahatan hidup dan kemajuan peradaban, asalkan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Kewajiban ini mencakup usaha untuk mempelajari hal-hal esensial yang berkaitan dengan keimanan, shalat, puasa, zakat, haji, dan muamalat yang mendasar.
Hadits 2: Keutamaan Mencari Ilmu dan Jalan menuju Surga
Hadits kedua ini memberikan janji yang agung bagi penuntut ilmu:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Komentar dan Hikmah
Hadits ini menunjukkan betapa besar pahala dan kemuliaan bagi mereka yang berjuang menuntut ilmu. Setiap langkah, setiap pengorbanan waktu, tenaga, dan harta dalam proses belajar-mengajar akan dibalas oleh Allah SWT dengan kemudahan menuju surga. Hal ini bisa berarti Allah akan memudahkan jalannya untuk mengamalkan ilmu tersebut sehingga ia layak masuk surga, atau memudahkan ia melewati hisab di akhirat, atau bahkan memudahkan segala urusannya di dunia.
Hadits 3: Ilmu sebagai Warisan Para Nabi
Hadits ketiga ini mengangkat derajat para ulama dan penuntut ilmu pada posisi yang sangat tinggi:
Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi, dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham, melainkan mereka mewariskan ilmu. Barang siapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Refleksi dan Tanggung Jawab
Hadits ini menegaskan status mulia para ulama sebagai penerus misi kenabian dalam membimbing umat. Warisan para nabi bukanlah harta benda, melainkan ilmu pengetahuan, terutama ilmu agama. Oleh karena itu, siapa pun yang menuntut ilmu dan menjadi ulama, ia telah mengambil bagian dari warisan yang paling berharga ini. Hadits ini juga menjadi motivasi bagi kita untuk menghormati ulama dan terus menuntut ilmu agar dapat menjaga dan menyebarkan warisan berharga ini.
Hadits 4: Ilmu Bermanfaat, Amal Jariyah yang Abadi
Hadits keempat ini menunjukkan keutamaan ilmu yang bermanfaat sebagai amal jariyah:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Makna Keabadian Ilmu
Hadits ini menyoroti keistimewaan ilmu yang bermanfaat karena pahalanya akan terus mengalir meskipun seseorang telah meninggal dunia. Ilmu yang diajarkan, ditulis, atau disebarkan, dan kemudian diamalkan oleh orang lain, akan menjadi investasi pahala yang berkelanjutan. Ini mendorong kita untuk tidak hanya mencari ilmu, tetapi juga mengamalkannya dan menyebarkannya kepada orang lain, sehingga manfaatnya tidak terputus dan pahalanya terus mengalir.
Hadits 5: Penghormatan Malaikat bagi Penuntut Ilmu
Hadits kelima ini menggambarkan penghormatan yang luar biasa bagi penuntut ilmu:
Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ
“Sesungguhnya Malaikat meletakkan sayap-sayapnya sebagai keridhaan bagi penuntut ilmu.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Penghormatan bagi Penuntut Ilmu
Hadits ini menunjukkan betapa mulianya penuntut ilmu hingga mendapatkan penghormatan dari para malaikat Allah. Malaikat-malaikat yang mulia menunjukkan keridhaan dan penghargaan mereka kepada orang-orang yang sedang dalam perjalanan mencari ilmu. Ini adalah bentuk pengakuan dari makhluk Allah yang paling suci atas perjuangan dan pengorbanan seorang penuntut ilmu. Keridhaan malaikat ini juga dapat diartikan sebagai doa dan restu dari mereka agar proses menuntut ilmu berjalan lancar dan diberkahi.
Implementasi Ajaran Menuntut Ilmu dalam Kehidupan Modern
Ajaran Islam mengenai menuntut ilmu tidak lekang oleh waktu dan tetap relevan di era modern ini. Bahkan, dengan kemajuan teknologi dan informasi, peluang untuk menuntut ilmu menjadi semakin luas dan mudah diakses.
Tantangan dan Peluang
Di era digital, tantangan terbesar adalah memilah informasi yang benar dan bermanfaat dari banyaknya hoaks dan disinformasi. Namun, pada saat yang sama, ini juga merupakan peluang emas. Akses terhadap buku-buku, jurnal ilmiah, ceramah ulama, dan kursus online menjadi sangat mudah. Muslim hari ini memiliki kesempatan yang belum pernah ada sebelumnya untuk terus belajar, baik melalui pendidikan formal, kursus daring, maupun otodidak, dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, dari ilmu agama hingga teknologi mutakhir.
Tanggung Jawab Terhadap Ilmu
Menuntut ilmu bukan hanya tentang mengumpulkan informasi, tetapi juga tentang bertanggung jawab atas ilmu yang telah diperoleh. Ini mencakup mengamalkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari, menyebarkannya kepada orang lain dengan cara yang baik dan bijaksana, serta menggunakannya untuk kemaslahatan umat dan perbaikan bumi. Ilmu harus menjadi penerang yang membawa kebaikan, bukan alat untuk kesombongan atau kerusakan.
Kesimpulan
Menuntut ilmu adalah pilar penting dalam agama Islam dan menjadi kunci kemajuan serta kebahagiaan sejati bagi setiap individu Muslim. Sebagaimana yang telah kita ulas melalui 5 hadits tentang menuntut ilmu di atas, Rasulullah SAW telah memberikan motivasi yang sangat kuat dan janji-janji pahala yang melimpah bagi mereka yang serius dalam mencari pengetahuan. Mulai dari kewajiban universal, kemudahan menuju surga, status sebagai pewaris nabi, pahala amal jariyah, hingga penghormatan dari para malaikat, semua ini menunjukkan betapa mulianya jalan penuntut ilmu di hadapan Allah SWT.
Oleh karena itu, marilah kita jadikan motivasi abadi dari Rasulullah SAW ini sebagai pendorong untuk tidak pernah berhenti belajar, merenung, dan mengembangkan diri. Dalam setiap langkah kehidupan, baik di bangku sekolah, universitas, tempat kerja, hingga lingkup rumah tangga, semangat menuntut ilmu harus senantiasa menyala. Dengan ilmu, kita tidak hanya akan meraih kebahagiaan di dunia, tetapi juga bekal mulia untuk kehidupan abadi di akhirat kelak.