Pendidik sejatinya menuntun tumbuh kodrat pada anak agar dapat memperbaiki….

Pendidik sejatinya menuntun tumbuh kodrat pada anak agar dapat memperbaiki

Jawaban 1 : 

Pendidik sejatinya menuntun tumbuh kodrat pada anak agar dapat memperbaiki tingkah laku anak dan ilmu pengetauhannya.

Penjelasan:

Jika manusia tidak berilmu maka sulit untuk mereka mengerti sesuatu. Pendidikan juga seharusnya memberikan murid ilmu pengetauhan. Ilmu tersebut dapat membuat murid menjadi lebih berwawasan.

Dijawab Oleh : 

Noor Sjahid, S. Pd. M.Pd.

Jawaban 2 : 

Jika manusia tidak berilmu maka sulit untuk mereka mengerti sesuatu. Pendidikan juga seharusnya memberikan murid ilmu pengetauhan. Ilmu tersebut dapat membuat murid menjadi lebih berwawasan.

Dijawab Oleh :

Dr. Wawan Suherman, S. Pd. M.Pd.

Penjelasan :

Memahami Filosofi Pendidikan: Menuntun, Bukan Menuntut

Konsep pendidikan yang transformatif selalu berpusat pada anak sebagai subjek, bukan objek. Pendidik, dalam perannya, tidak seharusnya bertindak sebagai penentu tunggal arah dan tujuan anak, melainkan sebagai fasilitator yang bijaksana. Pendekatan menuntun ini sangat berbeda dengan menuntut. Menuntut kerap kali mengedepankan ekspektasi eksternal, tekanan, dan standar seragam yang mengabaikan perbedaan individual. Sebaliknya, menuntun berarti memberi arahan, dukungan, inspirasi, dan kebebasan bereksplorasi dalam batas-batas yang aman, sehingga potensi intrinsik anak dapat bersemi.

Filosofi ini mengakui bahwa setiap anak terlahir dengan kodratnya sendiri – keunikan, minat, bakat, dan gaya belajarnya yang berbeda. Pendidik memiliki tugas mulia untuk mengenali kodrat tersebut dan menyediakan lingkungan yang memungkinkan kodrat itu tumbuh subur. Ini adalah fondasi mengapa pendidik sejatinya menuntun tumbuh kodrat pada anak agar dapat memperbaiki aspek-aspek penting dalam diri mereka, mulai dari perilaku, pemikiran, hingga keterampilan hidup. Dengan menuntun, anak diajak memahami diri sendiri, menerima kelebihan dan kekurangannya, serta berani mengambil langkah untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Baca Juga:  Berikut merupakan ciri-ciri peluang usaha yang baik, kecuali

Kodrat Alam dan Kodrat Zaman: Pondasi Tumbuh Kembang Anak

Inti dari pendidikan yang menuntun adalah pemahaman mendalam tentang dua kodrat utama yang melekat pada setiap anak: kodrat alam dan kodrat zaman. Keduanya saling berinteraksi dan membentuk pribadi anak secara utuh. Pendidik harus mampu menyelaraskan kedua kodrat ini agar proses tumbuh kembang anak berjalan optimal dan relevan.

Kodrat Alam: Potensi Unik Setiap Individu

Kodrat alam mengacu pada sifat-sifat dasar, bakat bawaan, serta kecenderungan alami yang dimiliki setiap individu sejak lahir. Ini adalah “modal” intrinsik yang membedakan satu anak dengan anak lainnya. Ada anak yang terlahir dengan kecerdasan kinestetik yang menonjol, sebagian lain kuat di logika-matematika, atau ada pula yang memiliki empati tinggi dan kecerdasan interpersonal. Pendidik yang jeli akan mampu melihat, menghargai, dan mendorong pengembangan kodrat alam ini.

Mengabaikan kodrat alam dapat memadamkan semangat belajar dan kreativitas anak. Sebaliknya, ketika pendidik memahami bahwa pendidik sejatinya menuntun tumbuh kodrat pada anak agar dapat memperbaiki arah pengembangan potensinya sesuai dengan bawaannya, anak akan merasa dihargai, termotivasi, dan lebih mudah meraih keberhasilan. Fondasi ini penting untuk membangun rasa percaya diri dan identitas diri yang kuat.

Kodrat Zaman: Adaptasi dan Relevansi Pembelajaran

Selain kodrat alam, anak juga hidup dalam kodrat zaman yang terus berubah. Ini mencakup konteks sosial, budaya, teknologi, dan tantangan yang dihadapi di masa kini dan masa depan. Kurikulum dan metode pengajaran tidak boleh statis, melainkan harus dinamis dan relevan dengan perkembangan zaman. Keterampilan yang dibutuhkan di masa lalu mungkin tidak lagi relevan di masa depan. Anak perlu dibekali dengan kemampuan adaptasi, berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi.

Menuntun tumbuh kodrat berarti juga membimbing anak untuk beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan jati dirinya. Pendidik harus menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, membantu anak memahami nilai-nilai luhur sambil mempersiapkan mereka menghadapi tantangan global. Dengan demikian, pendidik sejatinya menuntun tumbuh kodrat pada anak agar dapat memperbaiki kesenjangan antara potensi dan kebutuhan zaman, menjadikan mereka individu yang kompeten dan berdaya saing.

Baca Juga:  Cerita yang berakhir tidak bahagia disebut dengan istilah

Peran Pendidik dalam Menyelaraskan Keduanya

Pendidik memiliki peran krusial dalam menyelaraskan kodrat alam dan kodrat zaman. Ini adalah seni pendidikan yang membutuhkan kepekaan, kesabaran, dan kreativitas. Pendidik harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif, inklusif, dan relevan. Mereka tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga menjadi role model, mentor, dan fasilitator.

Penyelarasan ini memastikan bahwa pengembangan potensi alami anak tidak terlepas dari konteks dunia nyata. Misalnya, seorang anak dengan kodrat alam seni rupa tidak hanya diajari menggambar, tetapi juga dibimbing untuk menggunakan platform digital untuk memamerkan karyanya (kodrat zaman). Dalam hal ini, pendidik sejatinya menuntun tumbuh kodrat pada anak agar dapat memperbaiki kemampuannya untuk berkreasi dan berekspresi di era digital.

Bagaimana Pendidik Sejatinya Menuntun untuk Memperbaiki?

Pertanyaan mendasar adalah, apa saja yang dapat “diperbaiki” oleh penuntunan kodrat ini? Memperbaiki di sini bukan berarti mengoreksi kesalahan secara fatal, melainkan mengoptimalisasi, meluruskan, mengembangkan, dan membentuk ke arah yang lebih positif.

Mengenali dan Mengembangkan Potensi Tersembunyi

Banyak potensi anak yang tersembunyi karena belum ditemukan atau tidak mendapatkan stimulasi yang tepat. Pendidik yang menuntun akan jeli mengamati, mendengarkan, dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba berbagai hal. Dari sanalah potensi tersembunyi dapat teridentifikasi. Setelah teridentifikasi, pendidik berperan dalam menyediakan sumber daya, bimbingan, dan dorongan agar potensi tersebut dapat diasah dan berkembang maksimal. Ini adalah salah satu kunci utama mengapa pendidik sejatinya menuntun tumbuh kodrat pada anak agar dapat memperbaiki arah pengembangan diri dan mencegah bakat terpendam.

Membentuk Karakter dan Moral yang Kuat

Lebih dari sekadar akademik, pendidikan adalah tentang pembentukan karakter dan moral. Menuntun tumbuh kodrat berarti juga membimbing anak untuk memahami nilai-nilai kebaikan, etika, dan norma sosial. Ini dilakukan bukan dengan ceramah semata, tetapi melalui teladan, diskusi reflektif, dan pengalaman langsung. Anak diajak memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan mengembangkan empati.

Mengatasi Perilaku Negatif dengan Empati

Setiap anak mungkin menunjukkan perilaku negatif sebagai respons terhadap lingkungan atau emosi yang belum terkelola. Pendidik yang menuntun tidak akan langsung menghukum, melainkan mencoba memahami akar masalah dari perilaku tersebut. Dengan pendekatan yang empatik, anak diajak merefleksikan perilakunya, mencari solusi, dan belajar mengelola emosi. Dalam konteks ini, pendidik sejatinya menuntun tumbuh kodrat pada anak agar dapat memperbaiki pola perilaku negatif menjadi kebiasaan positif melalui pemahaman dan dukungan.

Baca Juga:  Tujuan diadakannya hak atas kekayaan intelektual adalah ... Pilihan jawaban A supaya hasil karya seseorang tidak dibajak B supaya hasil karya seseorang tidak ditiru C supaya hasil karya seseorang tidak dinikmati semua orang D supaya inovasi dan kreatifitas terus berkembang E negara mendapat keuntungan

Menumbuhkan Kemandirian dan Tanggung Jawab

Kemandirian adalah kunci kesuksesan di masa depan. Pendidik berperan dalam memberikan ruang bagi anak untuk mengambil keputusan, menyelesaikan masalah, dan menerima konsekuensi dari pilihan mereka. Hal ini dimulai dari tugas-tugas sederhana hingga proyek yang lebih kompleks. Dengan menumbuhkan kemandirian, anak belajar bertanggung jawab atas tindakan dan pilihannya. Jadi, pendidik sejatinya menuntun tumbuh kodrat pada anak agar dapat memperbaiki kapasitas mereka dalam membuat keputusan dan memikul tanggung jawab secara mandiri.

Dampak Jangka Panjang Pendekatan Menuntun

Pendekatan menuntun dalam pendidikan memiliki dampak jangka panjang yang signifikan, tidak hanya bagi individu anak tetapi juga bagi masyarakat luas. Anak yang dibimbing sesuai kodratnya cenderung tumbuh menjadi individu yang:

  • Percaya Diri dan Memiliki Jati Diri Kuat: Mereka mengenal kekuatan dan kelemahan diri, sehingga tidak mudah goyah oleh tekanan eksternal.
  • Adaptif dan Inovatif: Terbiasa bereksplorasi dan belajar dari pengalaman, mereka lebih siap menghadapi perubahan dan mencari solusi kreatif.
  • Berkarakter dan Berakhlak Mulia: Dengan pembentukan moral yang kuat, mereka menjadi individu yang menjunjung tinggi kebaikan dan berkontribusi positif.
  • Memiliki Motivasi Intrinsik: Belajar bukan karena paksaan, tetapi karena dorongan dari dalam diri untuk berkembang dan mencapai potensi maksimal.
  • Mampu Berkolaborasi dan Berempati: Keterampilan sosial yang diasah membantu mereka menjalin hubungan yang sehat dan bekerja sama dalam tim.

Pada akhirnya, pendekatan ini memastikan bahwa pendidik sejatinya menuntun tumbuh kodrat pada anak agar dapat memperbaiki tidak hanya “nilai” di rapor mereka, tetapi juga kualitas hidup, potensi kebahagiaan, dan kesiapan mereka menghadapi tantangan global di masa depan. Ini adalah investasi jangka panjang yang tak ternilai harganya.

Kesimpulan

Filosofi pendidikan yang berpusat pada penuntunan tumbuh kodrat adalah sebuah panggilan bagi setiap pendidik untuk melihat lebih dalam, melayani dengan hati, dan membersamai dengan bijaksana. Ketika pendidik sejatinya menuntun tumbuh kodrat pada anak agar dapat memperbaiki diri mereka, kita tidak hanya melahirkan generasi cerdas, tetapi juga generasi yang berkarakter, mandiri, adaptif, dan penuh empati. Ini adalah fondasi kuat untuk masa depan yang lebih baik, di mana setiap individu memiliki kesempatan untuk bersinar dengan keunikannya masing-masing. Tugas pendidik adalah menyalakan obor, bukan mengisi wadah, memastikan setiap benih kehidupan tumbuh menjadi pohon yang kokoh dan berbuah lebat di taman peradaban.

Tinggalkan komentar