Crita rakyat iku kalebu karangan…

Crita rakyat iku kalebu karangan…
A.Deskripsi
B.Narasi
C.Eksposisi
D.Persuasi​

Jawaban 1 : 

B.narasi

Penjelasan:

jadikan jawaban terbaik:)

Dijawab Oleh : 

Yuyun Yulianti, S. Pd.

Jawaban 2 : 

B.narasi

Dijawab Oleh : 

Dr. Wawan Suherman, S. Pd. M.Pd.

Penjelasan :

Memahami Esensi Cerita Rakyat: Akar Budaya Bangsa

Cerita rakyat, atau dalam bahasa Jawa disebut crita rakyat, adalah salah satu bentuk sastra lisan yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat. Ia diturunkan dari generasi ke generasi secara lisan, tanpa diketahui secara pasti siapa pengarang aslinya. Inilah yang menjadi salah satu ciri khas utamanya: bersifat anonim dan kolektif, milik bersama seluruh komunitas.

Kisah-kisah ini biasanya mengandung nilai-nilai moral, etika, ajaran budi pekerti, bahkan sejarah lokal yang diselubungi elemen-elemen fantastis atau mitologis. Karakternya beragam, mulai dari manusia biasa, hewan yang bisa berbicara, hingga makhluk-makhluk supranatural. Latar tempat dan waktu seringkali tidak spesifik, membuatnya terasa abadi dan relevan di berbagai zaman. Sebagai bagian integral dari identitas bangsa, cerita rakyat iku kalebu karangan yang berfungsi bukan hanya sebagai hiburan, melainkan juga sebagai media pendidikan moral dan pelestarian budaya.

Ragam Jenis Karangan dalam Bahasa Indonesia

Dalam dunia kepenulisan, dikenal beberapa jenis karangan yang dibedakan berdasarkan tujuan dan karakteristik penyampaiannya. Pemahaman mengenai perbedaan ini sangat penting untuk dapat mengidentifikasi secara tepat kategori cerita rakyat iku kalebu karangan yang mana. Secara umum, ada empat jenis karangan utama yang sering dipelajari.

Baca Juga:  Hadits ridho allah tergantung ridho kedua orang tua

Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi bertujuan untuk melukiskan atau menggambarkan suatu objek, tempat, atau peristiwa secara rinci sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, mencium, merasakan, atau mengalami sendiri apa yang dituliskan. Fokus utamanya adalah pada indra dan detail-detail sensorik. Contohnya adalah deskripsi pemandangan alam, potret seseorang, atau suasana pasar tradisional. Penulis menggunakan kata-kata yang kaya akan makna konotatif dan denotatif untuk menciptakan gambaran yang jelas di benak pembaca.

Karangan Narasi

Karangan narasi adalah jenis karangan yang menceritakan atau mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian secara kronologis, dari awal hingga akhir. Ada alur cerita, tokoh, latar (tempat dan waktu), serta konflik yang kemudian mencapai resolusi. Tujuan utama karangan narasi adalah untuk menghibur, memberikan pengalaman imajinatif, atau menyampaikan pesan moral melalui urutan peristiwa yang saling berkaitan. Baik fiksi maupun non-fiksi dapat berbentuk narasi, asalkan ada unsur penceritaan.

Karangan Eksposisi

Karangan eksposisi bertujuan untuk menjelaskan, memaparkan, atau menguraikan suatu informasi atau pengetahuan tertentu. Tujuannya adalah untuk memperluas wawasan pembaca mengenai topik yang dibahas. Karangan ini bersifat informatif, faktual, dan objektif, tanpa bermaksud memengaruhi pembaca. Contohnya adalah artikel ilmiah, laporan penelitian, atau tulisan yang menjelaskan proses kerja suatu mesin. Struktur karangan eksposisi biasanya logis dan sistematis, didukung dengan data atau fakta yang relevan.

Karangan Persuasi

Karangan persuasi adalah jenis karangan yang berusaha memengaruhi atau membujuk pembaca agar meyakini dan melakukan apa yang disampaikan penulis. Tujuan utamanya adalah untuk mengubah pandangan, sikap, dan perilaku pembaca. Untuk mencapai tujuan ini, karangan persuasi biasanya didukung oleh argumen yang kuat, bukti-bukti, dan kadang-kadang juga sentuhan emosi. Contoh karangan persuasi adalah iklan, pidato kampanye, atau esai yang mengajak pada perubahan sosial.

Baca Juga:  Hadits ridho allah tergantung ridho kedua orang tua

Mengapa Cerita Rakyat Iku Kalebu Karangan Narasi?

Setelah memahami karakteristik berbagai jenis karangan, menjadi jelas bahwa cerita rakyat iku kalebu karangan narasi. Alasannya sangat mendasar, yakni karena esensi dari setiap cerita rakyat adalah “menceritakan” sebuah rangkaian peristiwa. Ada alur, tokoh, latar, dan konflik yang membangun sebuah kisah.

Unsur-unsur Narasi dalam Cerita Rakyat

Setiap cerita rakyat, meskipun bervariasi dalam tema dan gaya, selalu memuat unsur-unsur esensial dari sebuah narasi:

  • Tokoh (Paraga): Ada karakter-karakter yang menjadi pelaku dalam cerita, bisa manusia, hewan, atau makhluk mitologi. Misalnya, dalam cerita “Malin Kundang”, tokoh utamanya adalah Malin dan ibunya.
  • Latar (Setting): Cerita selalu berlatar di suatu tempat dan waktu tertentu, meskipun seringkali tidak spesifik (misalnya, “pada zaman dahulu kala di suatu desa”). Latar ini membantu membangun suasana dan konteks cerita.
  • Alur (Plot): Ada rangkaian peristiwa yang membentuk jalan cerita, mulai dari perkenalan, munculnya konflik (komplikasi), puncak konflik (klimaks), hingga penyelesaian konflik (resolusi). Alur inilah yang membuat pembaca atau pendengar tertarik untuk mengikuti kisah hingga akhir.
  • Tema (Gagasan Pokok): Setiap cerita rakyat memiliki ide pokok atau pesan utama yang ingin disampaikan, seringkali berupa ajaran moral.
  • Amanat (Pesan Moral): Ini adalah pelajaran atau nilai-nilai luhur yang dapat dipetik dari cerita, seperti pentingnya kejujuran, kesetiaan, atau akibat dari perbuatan buruk.

Fungsi Cerita Rakyat sebagai Karangan Narasi

Sebagai karangan narasi, cerita rakyat memiliki fungsi yang jauh melampaui sekadar hiburan. Ia adalah sarana penting dalam transmisi nilai dan pengetahuan antar generasi.

Pembentukan Karakter dan Moral

Melalui tokoh-tokoh yang mengalami konflik dan menemukan resolusi, cerita rakyat secara implisit mengajarkan nilai-nilai kebaikan, keadilan, keberanian, dan kejujuran. Anak-anak belajar tentang konsekuensi dari perbuatan baik dan buruk, serta memahami perbedaan antara benar dan salah. Kisah-kisah seperti “Bawang Merah Bawang Putih” atau “Timun Mas” adalah contoh bagaimana etika dan moral diajarkan secara menarik melalui sebuah narasi.

Baca Juga:  Dalam KBBI kata bangga diartikan sebagai

Preservasi Sejarah dan Budaya Lokal

Banyak cerita rakyat yang menggambarkan adat istiadat, kepercayaan, atau bahkan asal-usul suatu tempat. Misalnya, legenda “Danau Toba” tidak hanya menceritakan sebuah kisah, tetapi juga memberikan asal-usul geografis dan nilai-nilai kepercayaan masyarakat Batak pada masa lampau. Dengan demikian, cerita rakyat iku kalebu karangan narasi yang juga berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, menjaga agar kearifan lokal tetap hidup.

Keunikan dan Kekuatan Cerita Rakyat di Era Modern

Meskipun berasal dari tradisi lisan kuno, cerita rakyat tetap memiliki relevansi dan kekuatan di era modern. Di tengah gempuran informasi dan hiburan digital, nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat tetap abadi. Mereka terus menginspirasi karya-karya baru, baik dalam bentuk film, buku, komik, maupun pertunjukan seni.

Bahkan di dunia pendidikan, cerita rakyat masih menjadi materi penting untuk mengajarkan bahasa, sastra, sejarah lokal, dan pendidikan karakter. Kemampuannya untuk bercerita dengan cara yang sederhana namun mendalam membuatnya mudah dicerna oleh berbagai usia. Transformasi cerita rakyat ke dalam format digital juga memungkinkan penyebarannya yang lebih luas, menjangkau audiens global dan memastikan warisan budaya ini tidak lekang oleh waktu.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis karakteristik dan unsur-unsur pembentuknya, jelaslah bahwa cerita rakyat iku kalebu karangan narasi. Esensi penceritaan peristiwa secara kronologis, lengkap dengan tokoh, latar, alur, dan pesan moral, adalah ciri utama yang melekatkan cerita rakyat pada jenis karangan ini. Ia bukan deskripsi semata yang hanya melukiskan, bukan pula eksposisi yang hanya menjelaskan fakta, apalagi persuasi yang berusaha membujuk.

Sebagai warisan tak benda yang tak ternilai, cerita rakyat terus memenuhi perannya sebagai penghibur, pendidik, dan pelestari budaya. Pemahaman bahwa cerita rakyat iku kalebu karangan narasi membantu kita untuk lebih menghargai kompleksitas dan kedalaman dari setiap kisah yang diwariskan oleh nenek moyang kita, memastikan bahwa api kearifan lokal akan terus menyala dari generasi ke generasi.

Tinggalkan komentar